PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Sebagai orang tua, Ibu tentu ingin anak tumbuh dengan sehat dan optimal. Namun, tak jarang kita mendengar istilah stunting yang sering kali menjadi perhatian para ahli kesehatan.
Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak adalah kondisi yang serius, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dalam jangka panjang. Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga bisa berdampak pada perkembangan kognitif dan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka.
Namun, tahukah Ibu apa saja yang menjadi faktor risiko stunting? Mengetahui faktor dan penyebab stunting adalah langkah pertama untuk mencegahnya.
Berikut ini kita akan membahas lebih dalam mengenai stunting pada anak, faktor risiko yang bisa memicu stunting, serta tips yang dapat Ibu terapkan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga tinggi badan mereka lebih rendah dibandingkan dengan standar pertumbuhan anak seusianya. Secara medis, stunting pada anak diukur dengan menggunakan indeks tinggi badan menurut umur yang memiliki standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tubuh yang pendek dibandingkan teman sebayanya, dan kondisi ini bisa disertai dengan masalah kesehatan lain seperti kekurangan energi, kekurangan gizi, dan sistem imun yang lemah.
Stunting tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga bisa menghambat perkembangan kognitif anak. Anak yang mengalami stunting sering kali memiliki kemampuan belajar yang terbatas, yang dapat memengaruhi prestasi akademik dan kemampuan sosial mereka.
Baca Juga: Menurut WHO & Kemenkes, Ini Perbedaan Stunting dan Wasting
Ibu, ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting pada anak. Beberapa faktor tersebut bisa dihindari, tetapi ada juga yang berada di luar kendali orang tua. Mengetahui faktor-faktor ini dapat membantu Ibu untuk lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Berikut adalah beberapa faktor risiko stunting pada anak:
Gizi ibu selama kehamilan sangat penting untuk mendukung perkembangan janin. Ibu yang kekurangan asupan gizi selama masa kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang kemudian dapat mengalami masalah pertumbuhan setelah lahir. Ibu yang kekurangan zat gizi seperti asam folat, zat besi, dan protein juga berisiko melahirkan anak yang mengalami growth faltering atau gangguan pertumbuhan pada tahap awal kehidupan mereka.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah makanan terbaik untuk bayi, terutama pada 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dengan baik. Kekurangan ASI eksklusif dapat mengurangi peluang anak untuk mendapatkan nutrisi yang optimal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko stunting. Pemberian ASI yang terlambat atau pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai juga bisa memperburuk kondisi ini.
Infeksi berulang, seperti diare atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dapat memengaruhi kemampuan tubuh anak untuk menyerap nutrisi dengan baik. Anak yang sering sakit atau menderita infeksi berat cenderung mengalami penurunan nafsu makan dan kekurangan berat badan, yang pada akhirnya bisa memicu gangguan pertumbuhan. Di negara-negara berkembang, infeksi yang tidak tertangani dengan baik bisa memperburuk masalah stunting.
Kondisi sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi dan gangguan kesehatan lainnya. Anak yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk atau terbatasnya akses air bersih berisiko lebih tinggi untuk terkena infeksi yang dapat memengaruhi pertumbuhan mereka. Penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk, seperti diare, dapat memperburuk kondisi gizi anak dan mengarah pada stunting.
Makanan yang tidak cukup bergizi dapat menyebabkan anak kekurangan kalori, protein, dan mikronutrien penting lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan sehat. Pola makan yang terbatas, seperti pemberian makanan dengan kualitas rendah dan kurangnya variasi makanan, berisiko menyebabkan malnutrisi. Kekurangan gizi jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan anak, terutama pada usia dini yang merupakan periode emas pertumbuhan mereka.
Baca Juga: Yuk, Kenali Penyebab Anak Kurang Gizi dan Cara Pencegahannya!
Kondisi sosial ekonomi keluarga juga berperan besar dalam menentukan akses terhadap gizi yang baik dan perawatan kesehatan yang memadai. Keluarga dengan penghasilan rendah atau yang tinggal di daerah terpencil sering kali menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Selain itu, keterbatasan pengetahuan orang tua tentang pola asuh yang sehat dan pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak juga dapat memperburuk kondisi ini.
Stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak sejak usia dini sangat penting untuk mendukung perkembangan fisik dan mental mereka. Anak yang tidak mendapat stimulasi yang cukup, baik dalam bentuk kasih sayang, perhatian, atau permainan edukatif, cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan kognitif. Ketidakmampuan untuk berkembang secara optimal bisa memperburuk kondisi gizi buruk dan meningkatkan risiko stunting.
Stunting pada anak bukan hanya masalah fisik yang dapat dilihat dari ukuran tubuh, tetapi juga masalah jangka panjang yang dapat memengaruhi kecerdasan dan kemampuan belajar mereka. Beberapa penyebab utama yang menyebabkan anak mengalami stunting adalah:
Gizi yang kurang atau tidak seimbang, seperti kekurangan protein, vitamin, dan mineral penting, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang serius pada anak.
Penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh anak untuk menyerap nutrisi, seperti diare atau pneumonia, sering kali menjadi penyebab utama stunting.
Kurangnya perawatan yang baik, seperti pemberian ASI yang tidak cukup atau tidak tepat waktu, serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian makanan yang sehat, dapat meningkatkan risiko stunting.
Kondisi sanitasi yang buruk, serta keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan dan makanan bergizi, dapat memperburuk kondisi stunting pada anak.
Ibu, mencegah stunting pada anak adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat dan berkembang secara optimal. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Ibu terapkan untuk mencegah stunting pada anak:
Pastikan Ibu hamil mendapatkan gizi yang seimbang dan cukup selama masa kehamilan. Mengonsumsi makanan bergizi, seperti protein, sayuran, dan buah-buahan, serta suplemen asam folat yang dianjurkan oleh dokter, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin.
Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama adalah cara terbaik untuk mencegah stunting. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dengan baik.
Setelah usia 6 bulan, berikan makanan pendamping ASI yang bergizi, seperti bubur dari bahan alami yang kaya akan karbohidrat, protein, dan lemak sehat.
Pastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Jaga sanitasi yang baik, seperti menyediakan akses air bersih dan fasilitas toilet yang layak.
Bu, asupan nutrisi yang tepat dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi anak, terutama bagi mereka yang mengalami kekurangan gizi atau stunting.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Ibu dapat membantu anak tumbuh dengan sehat dan mencegah stunting yang dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Demikianlah informasi terkait faktor risiko stunting. Semoga informasi ini membantu, ya Bu!
ID.2024.56807.PDS.1
SUMBER:
FKUI, H. (2019, October 20). The importance of nutritional intake to prevent stunting. Faculty of Medicine Universitas Indonesia. https://fk.ui.ac.id/news-2/the-importance-of-nutritional-intake-to-prevent-stunting.html
Stunting in a nutshell. (2015, November 19). https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
De Sanctis, V., Soliman, A., Alaaraj, N., Ahmed, S., Alyafei, F., & Hamed, N. (2021). Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood. Acta bio-medica : Atenei Parmensis, 92(1), e2021168. https://doi.org/10.23750/abm.v92i1.11346
Suratri, M. A. L., Putro, G., Rachmat, B., Nurhayati, Ristrini, Pracoyo, N. E., Yulianto, A., Suryatma, A., Samsudin, M., & Raharni (2023). Risk Factors for Stunting among Children under Five Years in the Province of East Nusa Tenggara (NTT), Indonesia. International journal of environmental research and public health, 20(2), 1640. https://doi.org/10.3390/ijerph20021640
PGHN :: Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition. https://www.pghn.org/Synapse/Data/PDFData/1121PGHN/pghn-23-457.pdf
Febriani, A. D. B., Daud, D., Rauf, S., Nawing, H. D., Ganda, I. J., Salekede, S. B., Angriani, H., Maddeppungeng, M., Juliaty, A., Alasiry, E., Artaty, R. D., Lawang, S. A., Ridha, N. R., Laompo, A., Rahimi, R., Aras, J., & Sarmila, B. (2020). Risk Factors and Nutritional Profiles Associated with Stunting in Children. Pediatric gastroenterology, hepatology & nutrition, 23(5), 457–463. https://doi.org/10.5223/pghn.2020.23.5.457
Healthy growth and development. (n.d.). World Health Organization (WHO). https://www.who.int/teams/nutrition-and-food-safety/monitoring-nutritional-status-and-food-safety-and-events/healthy-growth-and-development
![]()
Apa itu stunting dan mengapa kondisi yang disebabkan malnutrisi ini sangat harus dihindari? Simak penjelasannya berikut ini!
![]()
Anak kurang gizi berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut informasi soal tanda, penyebab, dan cara mengatasinya
![]()
Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak, sehingga tinggi badan anak lebih pendek cek hubungan selengkapnya di sini!
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?