Stres Dapat Menganggu Perkembangan Anak

Stres Dapat Menganggu Perkembangan Anak

Banner
Banner
Banner
Tags:

Dunia anak identik dengan dunia yang ceria, penuh tawa, dan bahagia. Oleh karena itu, orangtua sering menganggap anak-anak tidak akan mungkin mengalami stres.

Tapi, tahukah Ibu bahwa stres juga bisa dialami oleh anak-anak? Bahkan, banyak anak yang mengalami stres lebih parah dibandingkan orang dewasa karena terus menerus dihadapkan pada lingkungan baru yang membingungkan.

Stres yang dialami anak memegang peranan sangat besar dalam perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.

Walau begitu, stres sebenarnya bagian normal dan penting dari tahapan perkembangan anak yang sehat. Hanya saja, efek stres pada anak tidak boleh diremehkan terutama pada perkembangan kognitif anak.

Untuk memahami hubungan antara stres dan tahapan perkembangan anak, yuk simak informasinya berikut ini!

Penyebab Anak Stres

Stres pada anak bisa dipicu oleh kondisi eksternal, misalnya masalah di sekolah, perubahan di dalam keluarga, atau konflik dengan teman.

Perasaan cemas juga bisa disebabkan perasaan dan tekanan yang timbul dari dalam diri anak, misalnya ingin berhasil di sekolah atau cocok dengan teman sebaya.

Stres pada anak bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya:

1. Tekanan Akademik

Banyak anak yang cemas karena ingin berhasil dengan baik di sekolah. Tekanan akademik biasanya terjadi pada anak yang takut berbuat kesalahan.

2. Perubahan Besar dalam Keluarga

Perubahan seperti perceraian, kematian, pindah rumah, dan punya adik, bisa membuat anak bingung dan cemas.

3. Bullying atau Perundungan

Bullying atau perundungan adalah masalah serius bagi anak. Bullying memiliki dampak negatif pada tahapan perkembangan anak. Anak yang di-bully sering merasa malu karena menjadi target dan sering menyembunyikannya dari orangtua atau guru.

4. Berita Bencana

Berita atau gambar yang menunjukkan bencana alam, terorisme, atau kekerasan bisa membuat anak khawatir bahwa peristiwa itu akan menimpa mereka atau orang yang mereka cintai. Hal ini bisa membuat anak stres dan tertekan.

5. Kondisi Orang Tua Belum Stabil

Masalah finansial dan pekerjaan atau kekacauan dalam keluarga bisa membuat anak merasa tak berdaya. Ia ingin membantu tapi belum mampu. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab stres terberat si Kecil.

6. Popularitas

Jika pada anak sekolah yang berusia lebih muda (sekitar sekolah dasar), masalah yang umum terjadi adalah rasa cemas jika berpisah. Di usia lebih tua atau sekitar sekolah menengah, kebanyakan anak ingin bisa diterima anak lain. Adanya geng di sekolah dan perasaan tersisih ketika tidak diterima dalam kelompok adalah salah satu contoh penyebab rasa tertekan pada anak.

7. Jadwal yang Terlalu Padat

Berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain secara rutin dapat menyebabkan stress pada anak yang biasanya sesekali ingin santai.

8. Film atau Buku yang Menakutkan

Cerita fiksi bisa menimbulkan kesedihan atau kecemasan pada anak. Anak terpengaruh dengan film atau buku yang menakutkan atau kejam.

Ciri-Ciri Anak Stres

Anak-anak mungkin tidak mengenali kecemasan mereka sendiri dan belum dapat menjelaskan penyebab sebenarnya yang membuat mereka stres.

Oleh karena itu, orangtua perlu memahami ciri-ciri anak stres. Ketika stres, ada perubahan perilaku dan emosi yang ditunjukkan anak.

Beberapa tanda yang menunjukkan anak stres, di antaranya:

  • Perubahan kebiasaan makan dan tidur
  • Perubahan perilaku, seperti murung, pemarah, kasar
  • Tantrum
  • Mimpi buruk dan takut tidur
  • Muncul perilaku yang menunjukkan gugup, seperti menggigiti kuku
  • Takut, misalnya pada gelap, sendirian, atau orang asing
  • Bermasalah di sekolah
  • Menimbun barang
  • Tidak mau sekolah
  • Menarik diri dari keluarga dan teman.

Selain itu, anak kadang mengompol, mengeluh sakit perut atau sakit kepala, nafsu makan berkurang atau malah meningkat, masalah dengan tidur, dan gejala fisik lainnya.

Pengaruh Stres Pada Tahapan Perkembangan Anak

Stres bisa dibagi dalam tiga kategori yakni positive stress, tolerable stress, dan toxic stress.

Positive stress adalah bagian normal dan penting dari tahap perkembangan anak. Respons positive stress ditandai dengan peningkatan singkat detak jantung dan kadar hormon.

Contoh positive stress misalnya hari pertama sekolah. Positive stress memotivasi anak untuk melakukan persiapan yang lebih.

Sementara itu,respon tolerable stress mengaktifkan sistem peringatan tubuh ke tingkat yang lebih tinggi. Contohnya selamat dari kecelakaan mobil yang mengerikan atau saat dirawat di rumah sakit.

Sedangkan respons toxic stress terjadi saat anak mengalami kesulitan yang kuat, sering, dan berkepanjangan. Contohnya mengalami pelecehan fisik atau emosional, sering mengalami kekerasan, atau keluarga mengalami kesulitan keuangan.

Aktivasi respons toxic stress yang berkepanjangan dapat mengganggu perkembangan arsitektur otak dan sistem organ lainnya. Selain itu, hal ini juga meningkatkan risiko penyakit terkait stres dan gangguan kognitif sampai anak berusia dewasa.

Cara Mengatasi Stres Pada Anak Usia Dini

Cara mengatasi stress pada anak disesuaikan dengan tingkatan usianya. Anak usia dini  bisa jadi belum memahami apa yang dikatakan orangtuanya. Sehingga, apa yang ia lakukan dalam mengatasi masalah, salah satunya dengan meniru respons orangtua.

Beberapa cara mengatasi stres pada anak usia dini, di antaranya:

  • Mendampingi anak
  • Berbicara dengan lembut
  • Memperhatikan perilaku anak
  • Menunjukkan simpati
  • Membantu anak dalam menyatakan perasaannya
  • Mendengarkan dan memberikan komentar yang tepat
  • Beri perhatian secukupnya
  • Selalu ada untuk anak
  • Membatasi penyebab stres
  • Bantu anak memikirkan solusi
  • Sabar

Membantu si Kecil mengungkapkan perasaan dan mendampinginya adalah cara efektif untuk mengatasi stres. Si Kecil akan merasa aman karena mengerti bahwa orang tuanya mendampinginya saat ia melalui masa sulit.

Peran Asupan Nutrisi dalam Mengelola Stres

Selain mendampingi anak mengatasi stres yang dialami, Anda juga perlu memastikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si Kecil tercukupi. Asupan nutrisi baik dapat membantu si Kecil meredakan stres.

Selain itu, tercukupinya nutrisi membantu si Kecil tetap sehat, bugar, cerdas,  dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Ibu bisa memberi asupan nutrisi tambahan seperti PediaSure untuk memastikan kecukupan gizi si Kecil.

Konsumsi PediaSure bisa jadi pilihan untuk menjaga daya tahan tubuh anak karena dilengkapi 14 vitamin dan 9 mineral serta campuran sinbiotik yang unik (Prebiotik FOS dan Probiotik L. acidophilus).

Sedangkan kandungan Omega 3 dan 6 serta AA dan DHA membantu kemampuan berpikir anak agar berkembang dengan baik.

Sebagai nutrisi tambahan, PediaSure juga mendukung pertumbuhan buah hati sejak usia 1 tahun dengan 3 sumber protein (kasein, soya, dan whey) atau triple protein. Ditambah dengan kandungan Argine, Natural Vitamin K2, dan kalsium tinggi, PediaSure mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

PediaSure tersedia dengan sukrosa lebih rendah 42 persen, dengan rasa tetap enak, dan memiliki varian rasa vanilla, madu & coklat (200 gram, 400 gram, 850 gram). Anak  pun akan menyukainya.

Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi harian anak, tahapan perkembangan anak bisa dilalui dengan optimal. Anak tumbuh sehat, kuat, cerdas, dan lebih mampu mengelola stres. Karenanya, jangan lupa berikan selalu nutrisi harian untuk anak ya, Bu!

SUMBER:

Stress in Children: Causes, Signs, Effects and Treatment - Parenting First Cry. Retrieved on June 24, 2022 from https://parenting.firstcry.com/articles/stress-in-children/

Investigation of Stress Symptoms among Primary School Children - PMC. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4166684/  

Effects of Stress on Child Development - Parenting For Brain. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.parentingforbrain.com/types-of-stress/  

How to Spot Stress and Anxiety in Children - Very Well Family . Retrieved on June 24, 2022 from https://www.verywellfamily.com/how-to-spot-anxiety-and-stress-in-children-620518#toc-common-causes-of-childhood-stress

Academic Stress: What Is the Problem and What Can Educators and Parents Do to Help? - SpringerLink . Retrieved on June 24, 2022 from https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-13-0077-6_2  

Family Matters: Research on Family Ties and Health, 2010 to 2020 - Wiley Online Library . Retrieved on June 24, 2022 from https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jomf.12640  

Yuk Pahami Dampak Bullying Pada Perkembangan Anak - KEMDIKBUD RI. Retrieved on June 24, 2022 from https://paudpedia.kemdikbud.go.id/Claman/detail?id=20210219041913&ix=3  

Stress in childhood - MedlinePlus Medical Encyclopedia . Retrieved on June 24, 2022 from https://medlineplus.gov/ency/article/002059.htm

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil