Memahami Toxic Parenting dan Dampaknya pada Anak

Memahami Toxic Parenting dan Dampaknya pada Anak

toxic parenting
toxic parenting
toxic parenting
Tags:

Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan psikologis dan emosional anak. Seringkali, dalam upaya untuk mendidik, orang tua tanpa sadar menerapkan pola asuh yang tidak sehat, yang disebut sebagai toxic parenting. Meskipun niat orang tua mungkin baik, namun cara mendidik yang salah dapat memberikan dampak yang sangat merugikan bagi anak-anak mereka.

Berikut ini kita akan membahas tentang toxic parenting, apa itu, ciri-cirinya, contoh-contohnya, serta dampak buruk yang bisa ditimbulkan. Simak informasi lengkapnya di bawah inI!

Apa Itu Toxic Parenting?

Toxic parenting adalah pola asuh yang merugikan psikologis anak, baik secara emosional maupun mental. Pola asuh ini sering kali dilakukan oleh orang tua yang secara tidak sadar menerapkan peraturan yang terlalu ketat, mengabaikan perasaan anak, atau bahkan menggunakan kekerasan verbal atau fisik. Strict parents, atau orang tua yang sangat tegas, dapat menjadi salah satu contoh dari toxic parenting apabila cara mereka mendidik anak melibatkan kontrol berlebihan yang menekan perkembangan anak.

Penting untuk dicatat bahwa toxic parenting tidak selalu berarti orang tua berniat jahat. Seringkali, hal ini berasal dari kurangnya pengetahuan tentang bagaimana memberikan dukungan yang sehat bagi anak. Namun, dampak yang ditimbulkan dapat sangat merusak bagi perkembangan psikologis anak.

5 Ciri-Ciri Toxic Parenting

Berikut ini beberapa ciri-ciri toxic parenting:

1. Kontrol Berlebihan

Salah satu ciri utama dari toxic parenting adalah adanya kontrol berlebihan terhadap anak. Orang tua yang terlalu menuntut, membuat keputusan untuk anak tanpa melibatkan mereka, dan selalu mengatur segala aspek kehidupan anak, termasuk teman-teman, hobi, bahkan waktu tidur mereka, cenderung membuat anak merasa tidak memiliki kebebasan atau otonomi.

2. Kurangnya Empati

Orang tua yang menerapkan pola asuh ini sering kali tidak menunjukkan empati terhadap perasaan anak. Mereka mungkin tidak peduli atau bahkan mengabaikan perasaan anak ketika mereka merasa cemas, sedih, atau kecewa. Hal ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan sulit untuk berkembang dengan sehat secara emosional.

3. Penyalahgunaan Verbal

Toxic parenting juga sering kali melibatkan kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan. Orang tua mungkin menggunakan kata-kata kasar, memaki, atau bahkan mengancam anak. Hal ini dapat merusak perkembangan psikologis anak dalam jangka panjang, menyebabkan rasa tidak percaya diri, kecemasan, dan masalah emosional lainnya.

4. Pemberian Hukuman Fisik

Meskipun beberapa orang tua percaya bahwa memberikan hukuman fisik adalah cara efektif untuk mendisiplinkan anak, ini dapat menciptakan rasa takut dan kebencian terhadap orang tua. Hukuman fisik dapat merusak hubungan orang tua-anak dan menyebabkan trauma emosional yang mendalam.

5. Tidak Memberikan Dukungan Positif

Toxic parenting sering kali terjadi ketika orang tua hanya fokus pada kritik dan hukuman, tanpa memberikan pujian atau penguatan positif. Anak-anak yang tidak merasa dihargai atas usaha atau prestasi mereka cenderung kehilangan rasa percaya diri dan kesulitan untuk merasa termotivasi.

5 Contoh Toxic Parenting

Beberapa contoh toxic parenting yang perlu diketahui, yakni:

1. Memaksa Anak untuk Memenuhi Standar yang Tidak Realistis

Contoh toxic parenting adalah ketika orang tua memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dan memaksa anak untuk mencapai standar yang tidak realistis, seperti mendapatkan nilai sempurna atau menjadi juara di segala bidang. Ini bisa membuat anak merasa tertekan dan takut gagal.

2. Mengabaikan Kebutuhan Emosional Anak

Seorang anak yang merasa tidak didengar atau dimengerti oleh orang tuanya cenderung mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka. Orang tua yang tidak memberikan perhatian emosional yang cukup dapat menyebabkan anak merasa terisolasi dan tidak dihargai.

3. Memanipulasi Anak untuk Kepentingan Pribadi

Kadang-kadang orang tua bisa memanipulasi anak untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi mereka, baik itu terkait dengan pekerjaan, hubungan pribadi, atau keuntungan lain. Ini bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat dan merusak rasa percaya diri anak.

4. Menggunakan Cinta sebagai Alat untuk Mengontrol

Beberapa orang tua mungkin mengatakan hal-hal seperti "Jika kamu tidak melakukannya, aku tidak akan mencintaimu" atau "Aku hanya akan bahagia jika kamu berhasil". Pernyataan seperti ini dapat membuat anak merasa bahwa cinta orang tua mereka bersyarat dan bergantung pada prestasi atau perilaku tertentu.

5. Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Orang tua yang sering membandingkan anak mereka dengan saudara kandung, teman-teman, atau anak-anak lain di sekitar mereka menciptakan rasa tidak cukup baik pada anak. Anak-anak yang merasa selalu dibandingkan cenderung merasa rendah diri dan sulit untuk mengembangkan rasa percaya diri.

Baca Juga: Mengenal Macam-Macam Karakter Anak dan Cara Membentuknya

5 Dampak Buruk Toxic Parenting pada Anak

Perlu dipahami bahwa toxic parenting punya dampak buruk pada anak, misalnya:

1. Gangguan Kecemasan dan Depresi

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan toxic sering kali mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Mereka mungkin merasa selalu tertekan untuk memenuhi ekspektasi yang tinggi dan khawatir tentang kegagalan. Rasa takut ini bisa berkembang menjadi kecemasan yang parah atau depresi di masa depan.

2. Rendahnya Rasa Percaya Diri

Anak yang tumbuh dengan toxic parenting sering kali merasa tidak dihargai atau tidak cukup baik. Mereka mungkin merasa tidak mampu, merasa tidak pernah dihargai, dan akhirnya kehilangan rasa percaya diri mereka.

3. Kesulitan dalam Hubungan Sosial

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menerapkan pola asuh yang tidak sehat cenderung memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat dengan teman-teman atau orang lain di masa depan. Mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau mengekspresikan perasaan mereka dengan bebas.

4. Perilaku Rebel

Anak-anak yang dibesarkan dengan kontrol yang berlebihan sering kali merespons dengan perilaku rebel atau pembangkangan. Mereka mungkin merasa bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kebebasan adalah dengan menentang aturan yang diberlakukan oleh orang tua.

5. Masalah Psikologis Lainnya

Selain kecemasan dan depresi, anak yang dibesarkan dengan toxic parenting mungkin mengalami gangguan psikologis lain seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan perilaku, atau gangguan makan.

Baca Juga: Mengenal Tahapan Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Asupan Nutrisi Tambahan Anak dengan Gizi Seimbang

Di tengah tantangan dalam parenting anak, sangat penting untuk memperhatikan kesehatan fisik anak dengan memberikan nutrisi yang baik dan seimbang. Salah satu cara yang dapat mendukung tumbuh kembang anak adalah dengan memberikan Pediasure sebagai asupan nutrisi tambahan.

Pediasure mengandung Triple Protein, Arginine, dan Vitamin K2, serta diperkaya dengan DHA, AA, Omega 3 & 6, dan campuran prebiotik FOS & probiotik L. acidophilus yang mendukung perkembangan psikologis anak. Selain itu, formula Pediasure Peptigro System membantu mendukung tumbuh tinggi nyata dan daya tahan tubuh optimal untuk si kecil.

Meskipun menghadapi tantangan dalam pola asuh, asupan gizi yang baik akan sangat mendukung perkembangan fisik dan mental anak.

 

ID.2024.56926.PDS.2 (v2.0)

SUMBER: 

Marcin, A. (2020, July 16). Understanding and Dealing with Toxic Parents and Co-Parents. Healthline. Retrieved December 4, 2024, fromhttps://www.healthline.com/health/parenting/toxic-parents

Clinic, C. (2024b, September 13). How to Tell if You Have a Toxic Parent. Cleveland Clinic. Retrieved December 4, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/toxic-parenting-traits

Asnanmtakim. (n.d.). Observer of children: Toxic parenting is dangerous for child development. UMSurabaya. Retrieved December 4, 2024, from https://www.um-surabaya.ac.id/en/article/pemerhati-anak-pola-asuh-toxic-berbahaya-bagi-tumbuh-kembang-anak

Oktariani. (2021). Dampak toxic parents dalam kesehatan mental anak [Impact of toxic parents on children's mental health]. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K), 2(3), 215-222. Retrieved December 4, 2024, from http://ejournal.utp.ac.id/index.php/CIJGC/article/view/2534

Boediman, L. M., & Desnawati, S. (2019). The relationship between parenting style and children’s emotional development among Indonesian population. Mind Set, 10(1), 17-24. ISSN 2086-1966. Retrieved December 4, 2024, from https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/mindset/article/download/735/481/

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil