PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Ibu tentu sudah tidak asing lagi dengan masalah intoleransi makanan pada anak. Kondisi ini, meskipun sering terdengar, masih banyak yang tidak sepenuhnya memahami apa itu dan bagaimana cara menanganinya. Intoleransi makanan adalah reaksi tubuh terhadap jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan anak.
Namun, bagaimana Ibu bisa mengetahui gejala-gejalanya dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu si kecil?
Berikut ini kita akan membahas secara mendalam tentang intoleransi makanan pada anak, penyebabnya, serta perbedaannya dengan alergi makanan. Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Intoleransi makanan adalah kondisi di mana tubuh anak kesulitan untuk mencerna atau memproses makanan tertentu, sehingga mengakibatkan gangguan pencernaan. Berbeda dengan alergi makanan, yang melibatkan sistem kekebalan tubuh, intoleransi makanan lebih berhubungan dengan sistem pencernaan.
Pada anak-anak, intoleransi makanan dapat memengaruhi kesehatan sistem pencernaan mereka, seperti menyebabkan diare, kembung, atau sakit perut. Meskipun intoleransi makanan tidak berbahaya seperti alergi makanan yang bisa menyebabkan reaksi serius, tetap saja kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan si kecil.
Beberapa faktor yang menyebabkan intoleransi makanan pada anak antara lain:
Banyak kasus intoleransi makanan disebabkan oleh kekurangan enzim pencernaan. Salah satu contoh yang paling umum adalah intoleransi laktosa, yang disebabkan oleh kurangnya enzim laktase yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (gula dalam susu).
Gangguan pada sistem pencernaan anak, seperti sindrom iritasi usus atau gangguan pencernaan lainnya, juga bisa menyebabkan intoleransi terhadap makanan tertentu. Hal ini mengurangi kemampuan tubuh untuk memproses makanan dengan baik.
Beberapa jenis intoleransi makanan bisa diturunkan dalam keluarga. Misalnya, intoleransi laktosa seringkali bersifat genetik.
Makanan seperti gluten atau makanan tinggi lemak tertentu dapat menyebabkan reaksi negatif pada beberapa anak, terutama jika sistem pencernaannya tidak dapat memproses makanan tersebut dengan baik.
Baca Juga: Ibu, Pahami Hubungan Proses Pencernaan Makanan dengan Penyerapan Nutrisi Anak di Sini!
Ibu mungkin sering mendengar istilah alergi makanan dan intoleransi makanan digunakan secara bergantian, namun keduanya sangat berbeda. Berikut ini adalah perbedaannya:
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap makanan tertentu sebagai ancaman, yang memicu reaksi alergi. Reaksi ini bisa sangat cepat dan serius, seperti pembengkakan pada wajah, kesulitan bernapas, atau bahkan syok anafilaksis.
Sementara itu, intoleransi makanan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh, melainkan berkaitan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memetabolisme makanan tersebut dengan baik. Gejala yang ditimbulkan lebih sering berupa gangguan pencernaan, seperti diare, kembung, atau sakit perut.
Intoleransi makanan pada anak dapat menunjukkan berbagai gejala yang dapat dikenali. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat Ibu waspadai:
Jika anak sering mengeluh tentang sakit perut setelah makan, terutama setelah mengonsumsi makanan tertentu seperti susu atau makanan berlemak, itu bisa menjadi tanda intoleransi makanan.
Gangguan pencernaan, seperti diare berulang atau sembelit, bisa menjadi gejala intoleransi makanan pada anak. Perubahan dalam pola buang air besar setelah makan juga perlu diwaspadai.
Mual atau bahkan muntah setelah makan dapat menunjukkan bahwa sistem pencernaan anak tidak bisa mengatasi makanan tertentu.
Kelebihan gas yang menyebabkan perut kembung atau rasa tidak nyaman setelah makan juga merupakan salah satu tanda intoleransi makanan.
Beberapa anak mungkin merasa lebih rewel atau mudah marah setelah mengonsumsi makanan yang menyebabkan intoleransi, karena gejala-gejala pencernaan yang tidak nyaman.
Baca Juga: 10 Makanan Kaya Serat untuk Sistem Pencernaan Anak
Mengatasi intoleransi makanan pada anak memang membutuhkan pendekatan yang hati-hati. Berikut adalah lima langkah yang dapat Ibu lakukan untuk membantu si kecil:
Langkah pertama adalah mengetahui makanan mana yang menyebabkan reaksi intoleransi. Ibu bisa mulai dengan mencatat jenis makanan yang dikonsumsi anak dan gejala yang muncul setelahnya. Setelah itu, bisa dilakukan eliminasi makanan untuk melihat perbaikan.
Jika Ibu menduga anak mengalami intoleransi makanan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk diagnosis yang lebih tepat. Dokter dapat merekomendasikan tes atau pemeriksaan untuk mengetahui apakah anak memang menderita intoleransi terhadap makanan tertentu.
Untuk kasus intoleransi laktosa, misalnya, Ibu bisa mengganti susu sapi dengan susu bebas laktosa atau produk berbasis nabati seperti susu almond atau kedelai. Ini akan membantu anak tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tanpa menyebabkan gangguan pencernaan.
Pastikan bahwa meskipun anak menghindari makanan tertentu, ia tetap mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Makanan pengganti yang tepat, seperti susu formula yang diperkaya nutrisi, bisa membantu.
Jika anak kesulitan mendapatkan cukup nutrisi dari makanan sehari-hari, Ibu bisa mempertimbangkan pemberian suplemen tambahan untuk mendukung tumbuh kembangnya. Salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah Pediasure.
Sebagai suplemen nutrisi, Pediasure hadir dengan kandungan Triple Protein, Arginine, dan Vitamin K2 yang penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Selain itu, Pediasure juga mengandung DHA, AA, Omega 3 & 6, serta campuran prebiotik FOS dan probiotik L. acidophilus yang dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan anak.
Pediasure juga diperkaya dengan New Advance Formula berupa Pediasure Peptigro System yang dirancang untuk membantu penyerapan nutrisi lebih optimal. Ini akan mendukung kekuatan tulang, pertumbuhan tinggi yang optimal, dan daya tahan tubuh anak yang lebih baik, terutama bagi anak-anak yang mungkin mengalami gangguan pencernaan akibat intoleransi makanan.
Sebagai kesimpulan, intoleransi makanan pada anak bisa menjadi tantangan, namun dengan pendekatan yang tepat, Ibu bisa membantu anak merasa lebih nyaman dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan sehat.
Mengenali ciri-ciri intoleransi makanan dan berkonsultasi dengan dokter adalah langkah pertama yang sangat penting. Selain itu, memilih makanan pengganti yang tepat dan mendukung asupan gizi anak dengan suplemen seperti Pediasure dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan lebih efektif.
ID.2025.57346.PDS.1 (v1.1)
SUMBER:
Food Intolerance. (2024, May 1). Cleveland Clinic. Retrieved December 4, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21688-food-intolerance
Department of Health & Human Services. (n.d.). Food allergy and intolerance. Better Health Channel. Retrieved December 4, 2024, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/food-allergy-and-intolerance
Philadelphia, C. H. O. (n.d.). Food intolerance. Children’s Hospital of Philadelphia. Retrieved December 4, 2024, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/food-intolerance
Food allergy and intolerance. (n.d.). Better Health Channel - Better Health Channel. Retrieved December 4, 2024, from
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/food-allergy-and-intolerance
![]()
Ada cukup banyak jenis protein di tubuh dengan masing-masing manfaatnya. Yuk, bersama-sama mengenali protein demi tumbuh kembang optimal si Kecil
![]()
Small Eater adalah Istilah yang merujuk pada anak susah makan karena nafsu makannya rendah dan cenderung menghindari makan dalam porsi yang cukup
![]()
Cek makanan yang mengandung vitamin K2 untuk bantu pertumbuhan tulang secara optimal cegah gejala kekurangan kalsium, misalnya tempe, hati ayam, ikan teri
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?