PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Anak gemuk memang menggemaskan. Tapi kondisi ini bisa menimbulkan risiko obesitas pada anak yang berbahaya. Menurut data Kementerian Kesehatan, satu dari lima anak berusia 5–12 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan.
Padahal, obesitas yang muncul saat masa kanak-kanak umumnya bertahan hingga dewasa dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes hingga gangguan kardiovaskular. Untuk itu, penting bagi Ibu menjaga tinggi badan ideal anak serta berat badan yang sehat, agar si Kecil benar-benar tumbuh berkualitas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.
Dalam hal ini, praktisi kesehatan menggunakan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) sebagai metode skrining. Selain itu, dokter juga akan menggunakan diagnosis klinis yang didasarkan pada kelebihan lemak tubuh abnormal yang mengganggu kesehatan.
Selain berat badan kurang, risiko obesitas pada anak juga perlu diwaspadai. Obesitas dibagi dalam beberapa tingkatan, salah satunya adalah obesitas tingkat 1, di mana anak sudah melebihi standar indeks massa tubuh menurut usia.
Maka, mengatur pola makan dan nutrisi sangat penting agar anak tidak hanya gemuk, tapi benar-benar tumbuh berkualitas.
Ada bukti pendukung bahwa asupan gula yang berlebihan dari minuman ringan, peningkatan ukuran porsi makan, dan penurunan aktivitas fisik yang stabil berperan penting pada meningkatnya tingkat obesitas di seluruh dunia.
Lebih jauh lagi, anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas, akan cenderung tidak mengalami perubahan hingga dewasa. Sehingga, lebih berisiko mengembangkan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular di usia yang lebih muda.
Banyak kondisi komorbid yang berhubungan dengan obesitas anak seperti gangguan metabolisme, ortopedi, neurologis, hati, paru, dan ginjal.
Baca Juga: 5 Tips Penting Memilih Susu Tanpa Gula Tambahan
Adapun WHO juga telah menentukan angka ideal untuk tinggi dan berat badan anak.
Mengacu data dari Kemenkes yang merujuk pada informasi yang dikeluarkan oleh WHO, berikut daftar berat badan ideal anak menurut usia dan jenis kelaminnya:
Anak laki-laki: 9,6 kg
Anak perempuan: 8,9 kg
Anak laki-laki: 12,2 kg
Anak perempuan: 11,5 kg
Anak laki-laki: 14,3 kg
Anak perempuan: 13,9 kg
Anak laki-laki: 16,3 kg
Anak perempuan: 16,1 kg
Anak laki-laki: 18,3 kg
Anak perempuan: 18,2 kg
Baca Juga: Cari Tahu Berat Badan Ideal Anak Dengan Cara Ini!
Salah satu penyebab anak mengalami obesitas adalah jumlah kalori yang dikonsumsi si Kecil. Apalagi jika kalori yang dikonsumsi besar tapi tidak diimbangi dengan aktivitas untuk membakarnya.
Lalu, berapa sih kebutuhan kalori harian anak?
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI, jumlah kebutuhan kalori anak setiap hari sebagai berikut:
Jika Ibu merasa si Kecil mengonsumsi kalori melebihi kebutuhan hariannya, ada baiknya untuk menghitung tingkat obesitas anak.
Jika Ibu merasa si Kecil mengonsumsi kalori melebihi kebutuhan hariannya, ada baiknya untuk menghitung tingkat obesitas anak.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami obesitas adalah dengan perhitungan BMI.
Penghitungan BMI menjadi sangat penting untuk mengetahui berapa banyak lemak dalam tubuh, yang didasarkan terhadap tinggi badan dan berat badan.
Biasanya, pada orang dewasa berat badan ideal akan dihitung dengan rumus berat badan (kg) / (tinggi badan x tinggi badan).
Tapi bagi anak-anak, hanya mengukur tinggi dan berat badan saja tidak seakurat pada orang dewasa. Ini dikarenakan persentase lemak tubuh anak-anak berubah seiring dengan pertumbuhannya. Sehingga indeks massa tubuhnya bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Ketika dokter menyebut BMI anak, biasanya Ibu tidak akan mendengar angka biasa, tapi akan menyebut dengan persentil. Persentil ini didasarkan pada berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan usia.
Seluruh faktor tersebut akan menghasilkan persentil BMI anak, dengan pengelompokan sebagai berikut.
Tidak sedikit orang tua yang bertanya apa penyebab obesitas pada anak. Perlu dipahami, penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan yang dikeluarkan.
Masalah gaya hidup juga berkontribusi menyebabkan obesitas seperti kurangnya aktivitas fisik dan terlalu banyak kalori dari makanan dan minuman. Ditambah lagi, faktor genetik dan hormonal juga berperan dalam kelebihan berat badan anak.
Menghitung BMI adalah terpenting untuk mengetahui apakah anak mengalami obesitas atau tidak.
Pasalnya, tak semua anak yang mempunyai berat badan ekstra termasuk dalam obesitas. Beberapa anak memang mempunyai kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata dan biasanya membawa jumlah lemak tubuh yang berbeda pada berbagai tahap perkembangannya.
Apalagi, gejala obesitas anak juga mungkin tidak diketahui dari penampilan. Meski begitu, berat badan yang melebihi angka normal dapat menjadi tanda awal anak mengalami obesitas.
Gejala obesitas anak lainnya bisa seperti nyeri sendi, pinggul terkilir, ruam kulit, iritasi, sembelit, jaringan lemak di area payudara, refluks gastroesofagus, serta stretch mark di pinggul, perut, dan punggung.
Lebih lanjut, beberapa ciri anak mengalami obesitas bisa berupa wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap.
Anak yang mengalami obesitas juga mempunyai leher yang relatif pendek.
Anak perempuan yang mengalami obesitas biasanya akan mengalami pubertas dini, yakni dengan usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi.
Sedangkan pada anak laki-laki, dada membusung, payudara sedikit membesar, dan penis mengecil.
Anak dengan berat badan berlebih juga cenderung mengalami perut buncit, kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan.
Melihat berbagai gejala dan penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan dari obesitas saat masa anak-anak, tentu Ibu jadi lebih sadar pentingnya berat badan ideal anak.
Ada beberapa cara yang bisa Ibu terapkan untuk mengatasi obesitas anak. Tapi, kunci utama dari mengatasi masalah obesitas yang terjadi pada anak adalah perilaku hidup sehat.
Anak dengan obesitas dapat didorong untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga setidaknya selama 60 menit per hari. Ajak anak bersama-sama melakukan aktivitas fisik agar lebih semangat menjalankannya.
Orang tua juga bisa membatasi waktu melihat layar televisi maupun gadget, untuk mendukung anak mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Selain itu, porsi makan anak-anak harus diatur dengan memberikan makanan, minuman dan camilan sehat bergizi seimbang.
Baca Juga: Apakah Boleh Minum Obat Dengan Susu? Ini Alasannya!
Terdapat banyak faktor risiko yang biasanya saling berkombinasi dan dapat meningkatkan risiko anak menjadi obesitas, seperti:
Makan makanan berkalori tinggi terlalu sering seperti fast food dapat menyebabkan berat badan anak bertambah.
Banyak bukti yang menunjukkan minuman manis sebagai penyebab obesitas pada beberapa orang. Untuk itu, pemilihan susu tanpa gula penting untuk mencegah obesitas anak.
Anak-anak yang kurang berolahraga dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas tidak banyak bergerak lebih mungkin untuk menambah berat badannya dikarenakan tidak membakar banyak kalori.
Jika anak berasal dari keluarga orang-orang yang kelebihan berat badan, maka kemungkinannya lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama. Apalagi jika lingkungan anak selalu menyediakan makanan berkalori tinggi.
Stres pada diri sendiri, orang tua, dan keluarga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Sebab, beberapa anak bisa makan berlebihan untuk mengatasi emosi atau masalah.
Seorang anak berisiko lebih tinggi menjadi gemuk jika memiliki setidaknya satu orang tuanya yang mengalami obesitas.
Tapi beberapa sindrom genetik langka dapat menyebabkan obesitas pada anak-anak, baik dengan menyebabkan rasa lapar terus-menerus yang mengakibatkan makan berlebihan atau mempengaruhi cara lemak disimpan dalam tubuh.
Beberapa obat dapat meningkatkan risiko mengembangkan obesitas.
Selain ciri obesitas pada anak dan penyebabnya, orang tua juga perlu mengantisipasi dampak. Obesitas memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan fisik dan psikologis anak.
Obesitas anak dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi yang berkaitan terhadap gangguan kesehatan hati.
Selain itu, obesitas pada anak dapat berdampak pada kondisi kesehatan seperti diabetes tipe-2, kolesterol tinggi, hipertensi, nyeri sendi, dan masalah pernapasan seperti asma.
Obesitas pada anak juga dikaitkan dengan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi, kurang percaya diri, bullying, stigma, dan mengalami obesitas saat dewasa.
Selain menjaga pola hidup sehat, Ibu juga bisa memberikan asupan nutrisi tambahan. Pediasure kini dilengkapi dengan Peptigro System. Peptigro System mengandung Casein Phosphopeptide (CPP). CPP yang terbukti mendukung pertumbuhan 2X Growth Improvement dengan peningkatan massa otot tanpa menambah lemak.
Pediasure CPP juga membantu memperkuat tulang hingga 44%, membuat anak 35% lebih jarang sakit, serta meningkatkan kecukupan vitamin D sebesar 19%. Dengan nutrisi lengkap ini, anak berpeluang lebih besar untuk mencapai tinggi badan ideal anak sekaligus tetap tumbuh berkualitas.
ID.2025.66050.PDS.1 (v1.0)
SUMBER:
epidemi - obesitas - Kemkes RI. Retrieved on June 23, 2022 from http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/N2VaaXIxZGZwWFpEL1VlRFdQQ3ZRZz09/2018/02/FactSheet_Obesitas_Kit_Informasi_Obesitas.pdf
Relationships between Obesity and Cardiovascular Diseases in Four Southern States and Colorado - PMC. Retrieved on June 23, 2022 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3250069/
Pediatric obesity: Causes, symptoms, prevention and treatment - PMC. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4726862/
Obesity and overweight - WHO. Retrieved on June 23, 2022 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Using the CDC BMI-for-age Growth Charts to Assess Growth in the United States Among Children and Teens Aged 2 Years to 20 Years - US CDC. Retrieved on June 23, 2022 from https://www.cdc.gov/nccdphp/dnpao/growthcharts/training/bmiage/page1.html
Kurva Pertumbuhan WHO - IDAI. Retrieved on June 23, 2022 from https://www.idai.or.id/professional-resources/kurva-pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who
Learning About Calories (for Kids) - Nemours KidsHealth. Retrieved on June 23, 2022 from https://kidshealth.org/en/kids/calorie.html
PMK N0 28 Th 2019 Ttg Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kemkes RI. Retrieved on June 23, 2022 from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
Body-Mass Index (BMI) in Children - HealthyChildren.org. Retrieved on June 23, 2022 from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/obesity/Pages/Body-Mass-Index-Formula.aspx
Obesity and Overweight - WHO. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Defining Childhood Weight Status - CDC. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.cdc.gov/obesity/basics/childhood-defining.html
What Is Childhood Obesity? - Endocrineweb. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.endocrineweb.com/conditions/childhood-obesity
Apakah anak Obesitas? Yuk, kenali ciri-ciri Anak Obesitas - Kemkes RI. Retrieved on June 15, 2022 from http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apakah-anak-obesitas-yuk-kenali-ciri-ciri-anak-obesitas
Symptoms of Obesity - Verywell Health. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.verywellhealth.com/obesity-symptoms-4689168
Childhood obesity: causes and consequences - Journal of Family Medicine and Primary Care. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4408699/
Consequences of Obesity - CDC. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.cdc.gov/obesity/basics/consequences.html
Childhood obesity - Mayo Clinic. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827
How much physical activity do children need? - CDC. Retrieved on June 15, 2022 https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/children/index.htm
Childhood Obesity - Healthline. Retrieved on June 15, 2022 from https://www.healthline.com/health/weight-loss/weight-problems-in-children
Is fast food bad for you? All you need to know about its nutrition and impacts - Medical News Today. Retrieved on June 18, 2022 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324847
What can I do if my child is very overweight? - NHS. Retrieved on June 15, 2022 https://www.nhs.uk/live-well/healthy-weight/childrens-weight/very-overweight-children-advice-for-parents/
Ow et al. Effi cacy of long‑term oral nutritional supplementation with dietary counseling on growth, body composition and bone mineralization in children with or at risk for undernutrition: a randomized controlled trial. Nutrition Journal (2025) 24:110
![]()
Memastikan tumbuh kembang anak mencapai tinggi dan berat badan yang ideal dan optimal tidak mudah. Ketahui rahasia anak bisa tumbuh dengan ideal berikut

Apakah Ibu, seperti orangtua lainnya, sering merasa khawatir dengan pertumbuhan anak-anaknya? Apalagi pertumbuhan berat dan tinggi badan di masa pra remaja, sekitar usia 6-12 tahun?
![]()
Apa itu faktor genetik? Faktor genetik memiliki banyak pengaruh pada perkembangan anak. Tapi, apakah itu satu-satunya faktor?
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?