PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Ibu, menjaga kesehatan si kecil tentu menjadi prioritas utama. Namun, tahukah Ibu bahwa beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi anak-anak ternyata bisa memicu reaksi alergi? Alergi makanan pada anak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele karena dampaknya bisa beragam, mulai dari ruam kulit hingga gangguan pencernaan.
Untuk membantu Ibu lebih waspada, yuk kenali beberapa makanan penyebab alergi yang perlu dihindari atau diperhatikan dengan seksama!
Alergi makanan pada anak adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu yang dianggap sebagai ancaman. Reaksi ini bisa muncul dalam bentuk ringan, seperti ruam kulit, hingga gejala yang lebih serius, seperti gangguan pencernaan atau kesulitan bernapas.
Alergi makanan berbeda dari intoleransi makanan, karena melibatkan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dengan alergi makanan memerlukan perhatian khusus agar asupan nutrisi mereka tetap terjaga tanpa risiko alergi.
Alergi pada anak dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan makanan penyebabnya. Berikut adalah beberapa jenis alergi yang paling umum:
Alergi susu sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Reaksi alergi ini biasanya muncul setelah anak mengonsumsi susu sapi atau produk olahannya, seperti keju dan yogurt.
Telur, terutama putih telur, sering menjadi pemicu alergi. Gejala alergi telur bisa berupa ruam kulit, mual, hingga diare pada anak.
Kacang tanah dan kacang pohon (seperti almond dan kenari) adalah penyebab alergi yang cukup serius. Alergi jenis ini bisa memicu reaksi berat seperti anafilaksis.
Anak-anak dengan alergi gandum biasanya mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi makanan berbahan gandum, seperti roti atau pasta.
Alergi ikan seperti salmon atau tuna, serta seafood seperti udang, cukup umum terjadi pada anak-anak. Reaksi alerginya bisa berupa gatal-gatal hingga pembengkakan.
Kedelai, yang sering ditemukan dalam susu formula dan makanan olahan, juga menjadi salah satu penyebab alergi pada anak.
Beberapa buah seperti stroberi, kiwi, dan jeruk dapat menyebabkan alergi ringan hingga sedang, seperti gatal-gatal di mulut dan ruam kulit.
Baca Juga: 10 Infeksi Pencernaan pada Anak yang Sering Terjadi
Alergi makanan pada anak terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali protein tertentu dalam makanan sebagai zat berbahaya. Faktor penyebabnya meliputi:
Anak dengan riwayat keluarga yang memiliki alergi cenderung lebih berisiko.
Paparan makanan tertentu sebelum sistem pencernaan anak matang dapat meningkatkan risiko alergi.
Sistem pencernaan yang belum sempurna membuat tubuh anak lebih sensitif terhadap makanan tertentu.
Baca Juga: Bu, Ini Manfaat dan Rekomendasi Makanan Rendah Serat untuk Anak
Gejala alergi makanan pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang perlu Ibu waspadai antara lain:
Ruam, gatal-gatal, atau pembengkakan.
Mual, muntah, atau diare pada anak.
Hidung tersumbat, sesak napas, atau mengi.
Gejala serius seperti kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, dan tekanan darah rendah yang memerlukan penanganan medis segera.
Berikut adalah daftar makanan yang sering menjadi penyebab alergi pada anak dan tips untuk menggantinya:
Alergi susu sapi sering terjadi pada bayi dan anak kecil karena sistem kekebalan tubuh mereka menganggap protein dalam susu sapi sebagai ancaman. Reaksi yang muncul dapat berupa gangguan pencernaan seperti diare, muntah, atau bahkan ruam kulit. Kondisi ini dikenal sebagai alergi protein susu sapi (CMPA).
Ibu bisa memberikan susu formula berbasis kedelai atau susu hipoalergenik jika anak alergi terhadap susu sapi. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengganti susu.
Putih telur mengandung albumin, protein utama yang memicu alergi pada beberapa anak. Reaksi alergi bisa muncul dalam bentuk ruam, pembengkakan, atau bahkan gangguan pencernaan seperti mual dan diare.
Gunakan pengganti telur seperti tepung biji rami (flaxseed meal) yang dicampur air atau pure pisang dalam resep makanan. Pilihan ini aman dan tetap memberikan tekstur serupa seperti telur.
Alergi kacang tanah adalah salah satu alergi makanan yang paling serius, karena dapat menyebabkan reaksi berat seperti anafilaksis. Gejala dapat meliputi pembengkakan, sesak napas, dan ruam yang menyebar dengan cepat.
Hindari semua produk yang mengandung kacang tanah, termasuk mentega kacang, dan gunakan mentega biji bunga matahari sebagai alternatif. Periksa label makanan kemasan untuk memastikan tidak ada kontaminasi kacang.
Protein tertentu dalam ikan, seperti parvalbumin, dapat memicu reaksi alergi. Anak yang alergi ikan mungkin mengalami gatal-gatal, mual, atau pembengkakan setelah mengonsumsinya.
Ganti sumber protein dari ikan dengan ayam, telur, atau tempe. Meskipun ikan kaya omega-3, nutrisi ini juga bisa didapatkan dari sumber lain seperti kacang-kacangan atau biji chia.
Seafood seperti udang, kerang, dan cumi mengandung protein tropomyosin yang sering menjadi pemicu alergi pada anak. Reaksi alergi biasanya muncul dalam waktu singkat setelah mengonsumsi, seperti ruam kulit, kesulitan bernapas, atau pembengkakan.
Fokus pada protein hewani lain seperti daging ayam atau sapi, serta protein nabati seperti tahu dan tempe. Pastikan tidak ada risiko kontaminasi seafood dalam makanan anak.
Alergi gandum sering disalahartikan sebagai intoleransi gluten, tetapi keduanya berbeda. Alergi gandum dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, atau gangguan pencernaan seperti diare.
Gunakan tepung pengganti seperti tepung beras, tepung jagung, atau tepung almond untuk membuat roti atau kue yang aman dikonsumsi anak.
Protein dalam kedelai dapat memicu reaksi alergi pada anak-anak, terutama bayi yang mengonsumsi susu formula berbasis kedelai. Gejala bisa berupa ruam kulit, gangguan pencernaan, atau pembengkakan di area wajah.
Hindari semua makanan berbasis kedelai dan gunakan susu berbasis almond, kelapa, atau oat sebagai alternatif. Pilihan ini tetap memberikan nutrisi yang baik tanpa memicu alergi.
Adapun cara menangani alergi makanan pada anak yang wajib Ibu pahami, yakni:
Catat makanan yang dikonsumsi anak dan reaksi yang muncul. Ini membantu Ibu mengenali pola alergi makanan pada si kecil.
Dokter dapat melakukan tes alergi seperti tes kulit atau tes darah untuk memastikan makanan penyebab alergi.
Setelah mengetahui makanan penyebab alergi, hindari makanan tersebut dan periksa label pada produk makanan kemasan.
Pastikan anak tetap mendapatkan nutrisi yang cukup dengan mengganti makanan penyebab alergi dengan alternatif yang aman.
Selain menjaga anak dari makanan penyebab alergi, Ibu juga perlu memastikan kebutuhan nutrisinya tetap tercukupi. Pediasure bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk membantu si kecil tetap sehat. Adapun kandungan nutrisi Pediasure yang dibutuhkan si kecil, yakni:
Demikianlah informasi seputar alergi makanan pada anak. Intinya, alergi makanan pada anak memang memerlukan perhatian ekstra, tetapi dengan pemahaman yang tepat, kondisi ini dapat dikelola dengan baik.
Pastikan untuk mengenali makanan penyebab alergi, memahami gejalanya, dan memberikan alternatif makanan yang tetap bergizi. Jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan nutrisi anak dengan Pediasure agar tumbuh kembangnya tetap optimal.
ID.2025.57346.PDS.1 (v1.1)
SUMBER:
Pecoraro, L., Mastrorilli, C., Arasi, S., Barni, S., Caimmi, D., Chiera, F., Dinardo, G., Gracci, S., Miraglia Del Giudice, M., Bernardini, R., Giannetti, A., & Diagnostic Commission of the Italian Society of Pediatric Allergy and Immunology (SIAIP) (2024). Nutritional and Psychosocial Impact of Food Allergy in Pediatric Age. Life (Basel, Switzerland), 14(6), 695. Retrieved December 20, 2024, from https://doi.org/10.3390/life14060695
Food allergy - Symptoms and causes. (2021, December 31). Mayo Clinic. Retrieved December 20, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/symptoms-causes/syc-20355095
Food allergy vs. food intolerance: What's the difference? (2022, April 21). Mayo Clinic. Retrieved December 20, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/expert-answers/food-allergy/faq-20058538
Children. (2022, April 13). ACAAI Public Website. Retrieved December 20, 2024, from https://acaai.org/allergies/allergies-101/who-gets-allergies/children/
Dining, services and amenities at the Johns Hopkins hospital. (n.d.). Johns Hopkins Medicine. Retrieved December 20, 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/patient-care/patients-visitors/services-amenities/johns-hopkins-hospital#
![]()
Alergi makanan pada anak bisa terjadi karena beberapa hal. Cek penyebab, faktor risiko, dan cara mengatasinya di sini!
![]()
Anak alergi makanan atau debu? Kenapa bisa alergi? Untuk memahami jenis, penyebab, dan cara cek alergi anak, simak informasi lengkapnya berikut ini!
![]()
Batuk alergi pada anak ditandai oleh beberapa gejala. Ketahui penyebab dan cara mengobatinya agar batuk si kecil reda dan tidak berlarut-larut
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?