Cara Melatih Kecerdasan Kinestetik Anak sesuai Usianya

Cara Melatih Kecerdasan Kinestetik Anak sesuai Usianya

kecerdasan kinestetik
kecerdasan kinestetik
kecerdasan kinestetik
Tags:

Kemampuan kinestetik merupakan kemampuan anak untuk menggunakan ketangkasan dan keterampilan tubuh lainnya. Perkembangan kinestetik tentu akan berbeda di setiap tahapan usia si Kecil. Perkembangan kecerdasan kinestetik adalah sesuatu yang harus Ibu perhatikan terus-menerus, karena perkembangan ini juga termasuk perkembangan motorik dan koordinasi tubuh si Kecil.

Sebagai contoh, anak bayi mungkin akan belajar menggerakkan lehernya dulu sebelum lengan dan kakinya. Dari situ, si Kecil akan belajar tengkurap dengan mengangkat kepala, kemudian merangkak, dan tanpa disadari, si Kecil sudah bisa berlari gembira di halaman rumah saat mencapai usia balita.

Tapi, perlu disadari kalau kelancaran perkembangannya bukan hanya bergantung pada berjalannya waktu saja; Ibu pun juga harus memperhatikan milestones atau tonggak pencapaian di dalam perkembangan kinestetik agar dapat mendukung si Kecil. Bagaimana caranya, ya?

Berikut adalah penjelasan seputar perkembangan kecerdasan kinestetik anak dan juga cara Ibu untuk mendukungnya!

Definisi Kecerdasan Kinestetik Anak

Kemampuan kinestetik atau proprioception adalah pemahaman diri terhadap pergerakan tubuh, bahkan tanpa melihatnya. Lantaran dapat merasakan pergerakan tubuh seperti ini, si Kecil nantinya dapat memperkuat kemampuan koordinasinya, seperti mendorong, mengangkat, atau menarik mainan secara alami dan tanpa keraguan. Hal ini berkat kolaborasi dari reseptor-reseptor yang ada pada otot, kulit, dan juga urat si Kecil. Menarik, ‘kan, Bu?

Ciri-ciri Kecerdasan Kinestetik

Jenis kecerdasan yang membutuhkan ketangkasan tubuh ini termasuk kecerdasan yang paling mudah dikenali jika dibandingkan dengan yang lain. Ini karena berhubungan dengan koordinasi gerakan tubuh.

Ciri-ciri kecerdasan kinestetik di antaranya:

  • Lebih paham saat belajar menggunakan percobaan atau contoh
  • Gampang bosan di ruang kelas tradisional
  • Belajar lewat gerakan
  • Menyukai olahraga dan aktivitas fisik
  • Partisipan aktif saat belajar dan bukan pengamat yang pasif
  • Menyukai kesempatan berada di luar kelas
  • Senang menciptakan sesuatu dengan tangannya
  • Senang mencoba dan menghasilkan sesuatu
  • Gelisah saat berdiam diri terus menerus
  • Ekspresif
  • Senang mencoba hal baru

Ciri-Ciri Kecerdasan Kinestetik pada Anak

Anak dengan kecerdasan kinestetik biasanya menunjukkan beberapa tanda sejak dini. Berikut adalah ciri kecerdasan kinestetik yang umum terlihat:

  • Aktif secara fisik dan tidak betah duduk diam terlalu lama.
  • Suka bermain dengan benda, menyentuh, atau memanipulasi objek secara langsung.
  • Memiliki koordinasi tubuh yang baik dan cepat belajar melalui gerakan.
  • Menunjukkan minat terhadap aktivitas fisik seperti olahraga, menari, atau bermain di luar ruangan.
  • Cenderung mengekspresikan perasaan atau pikiran melalui bahasa tubuh.

Apa Kelebihan Anak dengan Kecerdasan Kinestetik?

Anak dengan kecerdasan ini tergolong istimewa dalam kerangka kecerdasan majemuk. Beberapa kelebihan anak kinestetik meliputi:

  • Mampu meniru gerakan dengan cepat dan tepat.
  • Unggul dalam keterampilan motorik halus dan kasar.
  • Punya ketangkasan dalam bermain olahraga atau seni pertunjukan.
  • Lebih cepat memahami konsep abstrak saat diterapkan dalam aktivitas fisik.
  • Berpotensi tinggi dalam profesi yang melibatkan koordinasi tubuh, seperti atlet, penari, atau aktor.

Bagaimana Gaya Belajar Anak dengan Kecerdasan Kinestetik?

Gaya belajar kinestetik sangat berbeda dengan gaya belajar auditori atau visual. Anak dengan gaya ini akan lebih mudah menyerap informasi melalui:

  • Praktik langsung atau simulasi nyata.
  • Kegiatan belajar yang melibatkan gerakan tubuh (misalnya, belajar matematika dengan benda nyata).
  • Bermain peran atau melakukan eksperimen fisik.
  • Menggunakan alat bantu belajar seperti puzzle, blok, atau alat peraga interaktif.
  • Pembelajaran di luar ruangan atau suasana belajar yang dinamis.

Contoh Kecerdasan Kinestetik

Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki kontrol gerakan yang sangat baik dan kemampuan untuk menggunakan gerak tubuh untuk menghasilkan energi dan konsentrasi.

Sayangnya, dalam budaya kita, banyak yang berpikir kecerdasan ini tidak ada. Itu sebabnya banyak yang menganggap anak-anak yang lincah dan aktif adalah pengganggu.

Gardner percaya, kecerdasan ini berasal dari tubuh itu sendiri. Beberapa contoh kecerdasan kinestetik, misalnya:

  • Penari yang tampil, menggerakkan seluruh tubuhnya. Dia melakukannya dengan indah, gerak tubuhnya terlihat alamiah dan ia bergerak otomatis tanpa melihat tulisan atau gambar.
  • Pesenam yang mendapat skor sempurna 10/10 karena kemampuannya yang menakjubkan. Pesenam punya kemampuan menghasilkan gerakan yang indah dari dalam tubuh mereka.

Beberapa contoh paling umum anak yang memiliki kecerdasan kinestetik adalah ia suka melakukan berbagai kegiatan fisik seperti bersepeda, berenang, dan bermain bola dan kurang suka diam dan membaca.

Contoh Kecerdasan Kinestetik Anak Seiring Berjalannya Waktu

Lantaran kemampuan kinestetik berkembang terus-menerus, maka Ibu akan melihat bentuk dari perkembangan yang berbeda-beda seiring bertambahnya waktu. Berikut adalah beberapa contohnya!

● Menyentuh anggota-anggota tubuh lain

Saat usia dini, perkembangan bayi memang pesat. Sebagai contoh adalah saat usianya sekitar 5 tahun, dia mulai menelaah anggota-anggota tubuh dengan tangannya, seperti kaki dan wajah.

● Berjalan

Kegiatan ini memang terlihat sederhana, namun berjalan juga merupakan contoh kegiatan di mana kecerdasan kinestetik anak berperan. Pasalnya, si Kecil tidak perlu melihat kakinya ketika berjalan karena dia telah mengenal lingkungannya.

● Menyentuh barang rapuh

Menyentuh barang rapuh, seperti telur atau kue, namun tidak memecahkannya adalah sebuah pencapaian yang patut dirayakan. Sebab, si Kecil kini memahami banyaknya tekanan yang harus dikeluarkan untuk memegang barang agar tidak pecah atau rusak.

● Menangkap bola

Bila si Kecil sudah dapat menangkap bola yang terbang ke arahnya, si Kecil telah memiliki koordinasi tangan dan mata (hand-eye coordination) yang baik. Koordinasi ini dilahirkan dari kecerdasan kinestetiknya.

Cara Mengembangkan Kemampuan Kinestetik Menurut Usianya

Tapi, bagaimana cara mengembangkan kemampuan kinestetik agar bisa menjalani hal-hal di atas, ya, Bu? Jawabannya cukup sederhana: Ibu perlu memberikannya stimulasi sesuai usianya. Simak contohnya berikut ini!

1. Tahun Pertama (0-12 Bulan)

Sentuh tangannya atau kakinya agar si Kecil merasakan sensasi dan menyadari kehadiran anggota-anggota tubuh. Selain itu, bermainlah dengan boneka tangan (puppets) agar si Kecil mengenali pergerakan benda di sekitarnya.

2. Tahun Kedua (12-24 Bulan)

Mulai dari akhir tahun pertamanya hingga di pertengahan tahun kedua, si Kecil akan mulai belajar berjalan. Pastikan untuk membantunya agar dapat berjalan sambil menjaga keseimbangan.

3. Tahun Ketiga (2-3 Tahun)

Mengajak si Kecil untuk berbicara adalah hal yang baik untuk dilakukan sedini mungkin. Namun, pada tahun ketiga, ajarkan dia untuk mengenali nama-nama objek.

4. Tahun Keempat (3-4 Tahun)

Sebelum mencapai usia 4 tahun, ada baiknya untuk mengajari si Kecil memegang pensil warna atau krayon. Dengan demikian, dia dapat menggambar dan belajar mengetahui tekanan yang harus dikeluarkan saat memegang pensil atau krayon.

5. Tahun Kelima (4-5 Tahun)

Kemampuan berhitung juga dipengaruhi oleh kecerdasan kinestetik anak. Sebagai contoh, si Kecil akan belajar hierarki angka dan dapat mengurutkannya dari terendah dan tertinggi atau dengan menyusun barang berdasarkan tingginya.

Baca Juga: Ibu, Pahami Pentingnya Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Berikut Ini!

Tips Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik

Ibu, ada banyak cara mengembangkan kecerdasan dengan ketangkasan tubuh anak. Pada anak dengan jenis kecerdasan ini, interaksi fisik, stimulus fisik, dan aktivitas tubuh yang kuat bisa membantunya belajar.

Tampaknya, pikiran mereka bekerja lebih efektif ketika mereka terlibat dalam aktivitas fisik.

Beberapa hal di bawah ini bisa Ibu lakukan untuk membantu si kecil mengembangkan potensinya:

  • Biarkan anak bergerak sebanyak mungkin saat belajar. Anak mungkin belajar dengan melakukan sesuatu dibanding hanya melihat atau mendengar.
  • Bantu mereka mengingat apa yang telah mereka pelajari dan mengasosiasikannya dengan gerakan tangan, bagian tubuh, mimik wajah, dan sebagainya. Biarkan anak melakukan percobaan dan proyek untuk belajar sains, matematika, dan sebagainya.
  • Berikan lingkungan yang menstimulasi mereka di mana anak dapat melihat dan menyentuh benda.
  • Beri akses berbagai bahan yang digunakan untuk berkreasi dan bereksperimen Si Kecil. Ibu bisa juga membuat permainan yang melibatkan balok, tanah liat, atau pasir, misalnya. Anak dengan kecerdasan yang melibatkan ketangkasan tubuh biasanya senang menyentuh dan memiliki kemampuan motorik kasar yang baik.
  • Berikan waktu istirahat agar mereka bisa keluar kelas di tengah proses belajar. Si Kecil mungkin sulit untuk duduk anteng dalam waktu lama.
  • Menuliskan jawaban sebelum anak mengatakannya dengan keras bisa membantu mereka belajar. Si Kecil juga mungkin suka menciptakan permainan untuk mengulang informasi yang ia terima.

Demikian penjelasan seputar kecerdasan kinestetik anak. Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan si Kecil mengenal hubungan antara tubuh dan ruang di sekitarnya. Bila kecerdasan kinestetiknya berkembang dengan baik, si Kecil dapat melakukan berbagai aktivitas secara natural, layaknya teman-teman seumurannya.

Kemudian, untuk mendukung perkembangan tersebut, berikan si Kecil vitamin dan mineral dari makanan dan minumannya. Pasalnya, nutrisi yang berperan penting untuk perkembangan otak si Kecil antara lain DHA dan Omega-3. Namun, hasil penelitian British Journal of Nutrition menyebutkan bahwa 8 dari 10 anak berusia 4–12 tahun di Indonesia masih kekurangan asupan DHA dan Omega-3. Padahal, usia tersebut merupakan usia sekolah, di mana kemampuan otak yang optimal dapat membantu anak untuk bisa berprestasi.

PediaSure dengan formula Peptigro System hadir sebagai asupan nutrisi tambahan yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan gizi anak. PediaSure mengandung Triple Protein, Arginine, dan Vitamin K2, serta diperkaya dengan DHA, AA, Omega-3 & 6, dan campuran prebiotik FOS serta probiotik L. acidophilus. Kandungan ini bermanfaat dalam mendukung tumbuh kembang anak, termasuk kesehatan tulang, otak, dan saluran cerna, bila dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang seimbang.

Kini, dengan tambahan formula Pediasure Peptigro System, PediaSure juga dilengkapi Casein Phosphopeptide (CPP) yang terbukti secara ilmiah membantu penyerapan kalsium lebih baik dalam tubuh. Peningkatan penyerapan ini mendukung tulang yang kuat, pertumbuhan tinggi badan optimal, dan daya tahan tubuh si Kecil.

Yuk, dukung tinggi badan dan tumbuh kembang optimal si Kecil dengan memberinya PediaSure 2–3 kali sehari!

Pastikan untuk berkonsultasi kepada ahli kesehatan bila si Kecil memiliki kondisi tertentu, dan selalu baca label sebelum membeli. Ketahui lebih lanjut seputar kandungan PediaSure Peptigro di official website kami.

 

ID.2025.61449.PDS.1 (v1.0)

SUMBER: 

What to know about bodily kinesthetic intelligence. (2025, February 7). Verywell Mind. Retrieved April 25, 2025, from https://www.verywellmind.com/bodily-kinesthetic-intelligence-8650933

Gardner's theory of multiple intelligences. (2008, May 10). Verywell Mind. Retrieved April 25, 2025, from https://www.verywellmind.com/gardners-theory-of-multiple-intelligences-2795161

Children’s learning styles. (2020, March 10). AbilityPath. Retrieved April 25, 2025, from https://abilitypath.org/ap-resources/childrens-learning-styles/

Milestones of Child Development - Virginia’s Early Childhood Development Alignment Project. (2013). Retrieved 20 July 2021, from https://va.gapitc.org/wp-content/uploads/2014/03/Milestones_Revised2014.pdf

Do Gross and Fine Motor Skills Differentially Contribute to Language Outcomes? A Systematic Review. (2019). Retrieved 20 July 2021, from https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2019.02670/full

What Is Proprioception, and Why Is It so Important?. (2019). Retrieved 20 July 2021, from https://www.healthline.com/health/body/proprioception/

What’s Important About Spatial Awareness?. (2020). Retrieved 20 July 2021, from https://www.healthline.com/health/spatial-awareness/

Things You Should Know: Number & Math Milestones. (2021). Retrieved 20 July 2021, from https://blog.learningresources.com/things-you-should-know-number-math-milestones/

When Do Babies Start Walking?. (2018). Retrieved 20 July 2021, from https://www.healthline.com/health/parenting/when-do-babies-start-walking/

Your Child’s Proprioceptive Sense. (2019). Retrieved 20 July 2021, from https://babysparks.com/2019/02/22/your-babys-proprioceptive-sense/

What is Proprioception? Understanding the “Body Awareness” Sense. (ND). Retrieved 20 July 2021, from https://pathways.org/what-is-the-proprioception-sense/

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil