Kecerdasan Emosional: Pengertian, Bentuk, Ciri-Ciri, dan Cara Meningkatkannya

Kecerdasan Emosional: Pengertian, Bentuk, Ciri-Ciri, dan Cara Meningkatkannya

kecerdasan emosional adalah
kecerdasan emosional adalah
kecerdasan emosional adalah

Kecerdasan Emosional, sering disingkat EI atau EQ untuk Emotional Quotient merupakan suatu konsep yang mencakup kapasitas seseorang untuk memahami, menafsirkan, menunjukkan, mengontrol, mengevaluasi, dan memanfaatkan emosi dengan cara yang konstruktif dan efektif.

Hal ini tidak hanya terkait cara seseorang mengekspresikan diri dan mengendalikan emosi seseorang tetapi juga kecakapan untuk memahami, menafsirkan, dan bereaksi terhadap emosi orang lain.

EQ sendiri tidak terbatas pada interaksi orang dewasa saja melainkan juga pada pertumbuhan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menunjukkan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung lebih berprestasi secara akademis, memiliki hubungan sosial yang lebih sehat, dan umumnya mengatasi tantangan dengan lebih efektif.

Menyadari pentingnya EQ dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Hal ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk mengembangkan diri tetapi juga untuk membentuk dan menjaga hubungan yang produktif dan sehat. Beberapa ahli berpendapat bahwa kecerdasan emosional bahkan mungkin lebih penting daripada IQ untuk mencapai kesuksesan.

Pengertian Kecerdasan Emosional

Lebih dalam mengenai EQ, hal ini dipelopori oleh Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul “Emotional Intelligence”. Sejak awal kemunculannya, beberapa penelitian telah menyebutkan pentingnya EQ, dan menunjukkan bahwa EQ memainkan peran penting dalam membentuk hubungan individu, kesehatan, dan kualitas hidup secara keseluruhan

EQ sendiri memiliki cara kerja yang cukup kompleks, karena hal EQ tidak berhenti pada kemampuan mengenali dan mengontrol emosi seseorang, tetapi juga melibatkan pemahaman emosi orang lain dan menggunakan informasi ini untuk mencapai interaksi sosial secara efektif. Kompetensi emosional ini sangat penting dalam lingkungan kolaboratif progresif, di mana individu dengan EQ tinggi sering disukai oleh karena mereka dapat menyelesaikan pekerjaan secara harmonis dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan tampilan EQ sangat banyak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan EQ yang lebih tinggi cenderung lebih baik dalam mengelola emosi negatif seperti kecemasan, kebosanan, dan kekecewaan, yang berpotensi menghambat prestasi akademik.

Selain itu, para siswa dengan EQ tinggi juga mampu mengeksplorasi dunia sosial dengan lebih efektif, menjalin hubungan yang lebih baik dengan guru, teman sebaya, dan keluarga mereka, semuanya penting untuk prestasi akademis. Keterampilan terkait EQ, seperti memahami motivasi dan emosi manusia sangat terkait dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami bidang atau mata pelajaran tertentu, seperti sejarah dan bahasa.

Baca Juga: Ibu, Ternyata Ini Perbedaan IQ, EQ, dan SQ yang Wajib Dipahami!

5 Bentuk kecerdasan emosional

EQ atau kecerdasan emosional, menurut psikolog Daniel Goleman secara garis besar dapat dibagi menjadi lima komponen utama. Kelima jenis kecerdasan emosional ini merupakan bagian penting untuk memahami dan mengelola emosi, bentuk kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman antara lain:

1. Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan bentuk EQ yang berkaitan dengan kemampuan mengenali dan memahami emosi diri sendiri. Bentuk ini mencakup kesadaran akan dampak tindakan, suasana hati, dan emosi seseorang terhadap orang lain. Kemampuan ini sangat penting bagi anak-anak karena dapat membantu mereka memantau reaksi emosional mereka sendiri, memahami kekuatan dan keterbatasan mereka, dan belajar dari interaksi mereka dengan orang lain. Selain itu, anak-anak yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dapat menunjukkan selera humor yang baik, kepercayaan diri pada kemampuan mereka, dan pemahaman tentang bagaimana orang lain memandang mereka.

2. Pengaturan atau kontrol diri

Kontrol diri terkait dengan kemampuan untuk mengontrol dan mengatur emosi seseorang. Artinya bukan tentang kemampuan menyembunyikan emosi, tetapi kemampuan untuk mengekspresikannya dengan tepat. Untuk anak-anak, memperoleh keterampilan ini dapat membantu mereka beradaptasi, mengelola konflik, dan menghadapi situasi sulit.

3. Keterampilan sosial

Hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Pada anak-anak, keterampilan sosial yang kuat dapat menumbuhkan hubungan yang bermakna dan pemahaman yang lebih kuat tentang diri sendiri dan orang lain.

4. Empati

Empati berhubungan dengan kemampuan memahami bagaimana perasaan orang lain dan merespons dengan tepat. Keterampilan ini memungkinkan anak untuk memahami dinamika kekuatan dalam hubungan sosial, sebuah aspek penting dalam interaksi sehari-hari mereka.

5. Motivasi

Motivasi melibatkan dorongan atas kebutuhan dan tujuan internal atau pribadi, bukan atas harapan akan imbalan dari luar atau eksternal. Anak yang cerdas secara emosional berusaha memenuhi kebutuhan batinnya, menetapkan tujuan, dan terus mencari cara untuk berkembang.

Setiap bentuk dan jenis EQ memainkan peran penting dalam perkembangan emosi, sosial, dan kognitif anak. Pemahaman yang lebih dalam tentang EQ dapat membantu para pendidik dan orang tua menumbuhkan keterampilan ini pada anak-anak, mempersiapkan mereka untuk berbagai tantangan hidup.

Ciri-Ciri Anak dengan Tingkat Kecerdasan Emosional Tinggi

Anak-anak yang cerdas secara emosional seringkali menunjukkan beberapa ciri utama yang merupakan ciri dari kecerdasan emosional yang tinggi. Ciri-ciri ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara efektif dan harmonis dengan orang lain, mengontrol diri sendiri, dan memahami emosi mereka sendiri dan orang lain.

1. Mampu mengartikulasikan emosi secara efektif

Anak-anak yang cerdas secara emosional seringkali mampu mengenali dan mengartikulasikan emosi mereka dalam istilah-istilah bernuansa, lebih dari sekadar "baik" atau "buruk". Misalnya, mereka mungkin dapat mengartikulasikan perasaan sedih karena kurangnya interaksi sosial atau mengungkapkan kegembiraan saat menerima barang baru.

2. Mampu mengenali emosi orang lain

Anak-anak ini mahir dalam mengidentifikasi emosi orang lain, kemampuan yang sering dibantu oleh kemampuan mengamati tanda-tanda nonverbal. Keterampilan ini merupakan prasyarat mendasar untuk interaksi empati.

3. Mampu mengambil sudut pandang berbeda

Anak-anak yang cerdas secara emosional seringkali dapat mengambil perspektif orang lain, menghasilkan empati yang lebih besar, menyelesaikan konflik secara damai, tidak menghakimi, dan menghargai perbedaan. Sifat ini juga membuat mereka lebih cenderung membela mereka yang menjadi korban.

4. Berperilaku sosial

Anak-anak dengan kecerdasan emosional yang tinggi sering perhatian dan ingin membantu orang lain. Contohnya antara lain, mereka ingin berpartisipasi dalam tugas-tugas di rumah bersama keluarga atau lebih terlibat secara sosial, dan lainnya.

5. Mampu mengontrol emosi

Anak yang cerdas secara emosional cenderung mengatur emosinya secara efektif. Mereka umumnya lebih tidak reaktif dan impulsif dibandingkan dengan rekan-rekan sebaya mereka. Selain itu, anak dengan EQ yang baik lebih sabar sebelum bertindak berdasarkan emosi mereka.

Baca Juga: Apa Itu Kemampuan Intelektual dan Mengapa Hal Ini Penting? Cek Penjelasannya!

5 Manfaat Kecerdasan Emosional

Memiliki kecerdasaan emosional yang baik memiliki bermanfaat banyak, baik bagi diri sendiri maupun secara sosial, antara lain:

- Meningkatkan kesadaran diri dan kontrol emosi

Salah satu manfaat EQ adalah untuk meningkatkan kesadaran diri, sehingga seseorang dapat memiliki pemahaman lebih mendalam tentang emosi, kekuatan, dan kelemahan diri sendiri. Pemahaman ini merupakan pondasi untuk pengaturan emosi yang lebih baik, memungkinkan seseorang mengelola emosi mereka secara efektif selama masa-masa sulit dan menjalani transisi kehidupan dengan lebih lancar.

- Lebih “tahan banting” dan termotivasi

EQ membuat seseorang lebih tahan banting dan memberikan kemampuan untuk belajar dari kesalahan, menerima kekurangan pribadi, dan bangkit dari kesulitan. Selain itu, mereka yang memiliki EQ tinggi seringkali memiliki motivasi diri, memiliki keinginan untuk tumbuh dna berkembang secara pribadi dan profesional, dan dengan demikian membawa kesuksesan yang lebih besar dalam hidup.

- Meningkatkan keterampilan sosial dan empati

EQ tinggi juga bermanfaat secara sosial, di mana seseorang dengan EQ tinggi memiliki skill untuk membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Selain itu, EQ juga terkait dengan peningkatan empati, memungkinkan individu untuk memahami dan menanggapi emosi orang lain dengan tepat.

- Berperan dalam prestasi pribadi maupun kelompok

EQ tinggi dapat menjadi prediktor kesuksesan individu dan berperan pada kemajuan kelompok secara keseluruhan. Misalnya, anak-anak dengan EQ tinggi memiliki kemungkinan sukses lebih tinggi dalam karir mereka saat dewasa.

- Lingkungan belajar yang baik

Dalam konteks akademik, anak-anak dengan EQ tinggi lebih perhatian dan berpartisipasi aktif di dalam kelas. Partisipasi aktif ini memfasilitasi lingkungan belajar yang positif, mendorong prestasi akademik, dan menumbuhkan budaya saling menghormati dan kerja sama.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional atau EQ bukan sesuatu yang jalan di tempat, melainkan dapat ditingkatkan dengan pendekatan-pendekatan tertentu pada anak, caranya antara lain:

1. Melabeli emosi anak

Ajak anak untuk mengenali dan menamai perasaannya. Hal ini mengembangkan perbendaharaan kata terkait emosi dan membantu anak memahami emosinya secara lebih baik. Orang tua dapat membantu proses ini dengan cara mengenali emosi yang diduga sedang dialami anak menggunakan bahasa emosional yang tepat.

2. Menunjukkan empati

Ibu dapat memvalidasi perasaan anak dan menunjukkan empati, meski ketika ibu tidak memahami sepenuhnya alasan kenapa anak marah. Validasi perasaan ini membuat anak merasa dimengerti sehingga anak merasa tidak perlu menunjukkan emosi berlebihan.

3. Memberi contoh cara tepat mengekspresikan perasaan

Anak membutuhkan contoh cara mengekspresikan perasaan dan emosi mereka dengan tepat. Oleh sebab itu, penting bagi ibu atau orang tua di sekitarnya untuk memberi contoh menggunakan bahasa emosi atau mengungkapkan perasaan dalam obrolan dan menunjukkan respons emosional yang cocok.

4. Menunjukkan cara mengatasi emosi yang sehat

Setelah anak memahami emosinya, anak butuh belajar mengenai cara berinteraksi dengan emosi ini secara sehat. Ibu dapat mengajarkan anak mengatasi emosi, salah satunya melalui latihan tarik nafas yang dalam ketika sedang emosi.

5. Melatih kemampuan memecahkan masalah

Membangun EQ juga melibatkan kemampuan memecahkan masalah. Setelah masalah perasaan dapat diatasi, ibu dapat memandu dan bertukar pikiran dengan anak untuk menemukan solusi. Hal ini membantu anak untuk mempelajari strategi memecahkan masalah dengan efektif.

Penting untuk diingat bahwa pertumbuhan emosional anak tidak lepas dari aspek kesehatan lainnya. Salah satu elemen kunci yang sangat berkaitan dengan EQ adalah nutrisi dan pola makan. Pola makan bayi atau anak kecil tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik mereka tapi juga psikososial dan emosional. Memahami perkembangan normal dari pola makan membantu mengidentifikasi gangguan makan dan masalah terkait perilaku, yang berkaitan dengan perkembangan emosi dan sosial anak.

Selain itu, interaksi anak dan pengasuh saat makan, yang dipengaruhi oleh temperamen anak dan latar belakang budaya, dapat membantu membangun kontrol diri, keterikatan, dan keterampilan sosial pada anak.

Asupan Nutrisi Tambahan untuk Si Kecil

Pastikan nutrisi harian anak tercukupi dengan nutrisi tambahan, salah satunya melalui PediaSure.

PediaSure diperkaya dengan arginine, vitamin K2, DHA, AA, Omega 3 dan 6, prebiotik FOS dan probiotik L.acidophilus, serta 14 vitamin dan 9 mineral. Beri anak PediaSure 2-3 kali sehari dengan pilihan rasa vanilla, madu, classic milky, dan cokelat sesuai selera untuk mendapatkan kebutuhan nutrisi maksimal bagi anak.

Nutrisi seimbang dari PediaSure pada tahap pertumbuhan anak tidak hanya mendukung tumbuh kembang fisik tapi juga merupakan pondasi dari pertumbuhan emosional anak, menjadikan anak lebih adaptif dan responsif terhadap lingkungan sekitar.

SUMBER:

EQ vs IQ: Why emotional intelligence will take your kid further in life - Today's Parent. Retrieved on July 27, 2023, from https://www.todaysparent.com/kids/kids-health/eq-vs-iq-why-emotional-intelligence-will-take-kids-farther-in-life/

Students do better in school when they can understand, manage emotions. Retrieved on July 27, 2023, from https://www.apa.org/news/press/releases/2019/12/students-manage-emotions.  

Emotional Intelligence Skills: 5 Components of EQ. Retrieved on July 27, 2023, from https://www.verywellmind.com/components-of-emotional-intelligence-2795438 

https://www.huffpost.com/entry/habits-emotionally-intelligent-kids_l_5f049f4fc5b6e97b568abeb2. Retrieved on July 27, 2023, from https://www.huffpost.com/entry/habits-emotionally-intelligent-kids_l_5f049f4fc5b6e97b568abeb2

Why is Emotional Intelligence Important for Children? | HealthNews. Retrieved on July 27, 2023, from https://healthnews.com/family-health/family-relations/why-is-emotional-intelligence-important-for-children/

Diet in Early Life Is Related to Child Mental Health and Personality at 8 Years: Findings from the Norwegian Mother, Father and Child Cohort Study (MoBa) - PMC. Retrieved on August 15, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9823869/

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil