5 Gejala DBD pada Anak dan Cara Mengatasinya

5 Gejala DBD pada Anak dan Cara Mengatasinya

gejala dbd pada anak
gejala dbd pada anak
gejala dbd pada anak
Tags:

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD menjadi salah satu penyakit yang patut diwaspadai, terutama pada anak-anak.

Selain bisa menyebabkan gejala yang cukup parah, DBD juga dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memahami gejala-gejala DBD pada anak, tanda-tanda awal, serta cara mengatasinya agar mereka tetap tumbuh berkualitas meski sempat sakit; termasuk dengan memberikannya PediaSure dengan CPP.

Apa Itu DBD dan Penyebabnya?

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Penyakit ini biasanya muncul di daerah tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia, yang menjadi salah satu negara dengan angka kasus DBD yang cukup tinggi.

Virus dengue masuk ke dalam tubuh anak ketika nyamuk yang terinfeksi menggigitnya. Setelah virus masuk, tubuh akan merespons dengan gejala seperti demam tinggi, ruam pada kulit, dan penurunan jumlah trombosit darah. Meskipun sebagian besar kasus DBD bisa sembuh dengan sendirinya, ada risiko komplikasi serius seperti perdarahan dan kerusakan organ jika tidak segera ditangani.

3 Fase DBD pada Anak

DBD pada anak melalui beberapa fase yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Mengetahui tahapan ini akan membantu Ibu untuk lebih waspada terhadap perubahan kondisi anak.

1. Fase Demam

Pada fase ini, anak biasanya akan mengalami demam tinggi (hingga 40°C) yang tiba-tiba muncul. Demam ini bisa berlangsung selama 2-7 hari. Anak mungkin juga merasa lemah dan mengeluhkan nyeri otot atau sendi.

2. Fase Kritis

Setelah fase demam, jika kondisi anak semakin buruk, masuklah ke fase kritis, yang terjadi biasanya pada hari ketiga hingga ketujuh. Pada fase ini, tubuh anak bisa mengalami penurunan jumlah trombosit darah dan kebocoran plasma, yang berisiko menyebabkan kebocoran cairan dalam tubuh. Kondisi ini memerlukan pengawasan medis yang ketat.

3. Fase Pemulihan

Setelah fase kritis, jika anak berhasil melewati fase tersebut dengan baik, kondisi anak akan mulai membaik. Pada fase pemulihan, gejala-gejala mulai mereda dan tubuh anak mulai mengembalikan keseimbangan cairan serta trombosit darah yang menurun. Pemulihan ini bisa memakan waktu beberapa hari hingga minggu.

Baca Juga: Waspadai Penyakit yang Jadi Penyebab Demam Tinggi Serta Cara Mengatasinya Berikut Ini

5 Tanda-Tanda DBD

1. Demam Tinggi Mendadak

Suhu tubuh anak meningkat cepat hingga 39–40°C dan dapat diukur dengan termometer. Demam ini biasanya muncul dalam 2–7 hari pertama penyakit.

2. Muncul Ruam Merah pada Kulit

Bercak merah seperti bintik atau ruam dapat terlihat di wajah, leher, dada, atau seluruh tubuh. Ruam ini bisa diamati langsung oleh orang tua maupun tenaga medis.

3. Mimisan atau Gusi Berdarah

Perdarahan spontan seperti mimisan atau gusi berdarah dapat terlihat jelas tanpa keluhan khusus dari anak. Kondisi ini menandakan adanya gangguan pembekuan darah akibat infeksi dengue.

4. Nyeri di Belakang Mata (Tanda Tekan) 

Saat diperiksa, anak sering menolak atau tampak kesakitan ketika dokter menekan area sekitar mata. Hal ini dapat diamati sebagai respons objektif saat pemeriksaan fisik.

5. Trombosit Menurun

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah trombosit <150.000/µL. Data ini objektif dan menjadi indikator medis penting untuk menegakkan diagnosis DBD.

5 Gejala DBD pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Gejala DBD pada anak bisa muncul dengan berbagai tanda. Ibu harus mengenali gejala-gejala ini agar bisa segera mengambil tindakan yang tepat. Berikut adalah lima gejala utama DBD pada anak:

1. Demam Tinggi Tiba-Tiba

Gejala pertama yang sering kali muncul adalah demam tinggi yang datang secara tiba-tiba. Demam ini biasanya berlangsung lebih dari dua hari dan dapat mencapai suhu tubuh 39°C hingga 40°C. Ibu perlu waspada jika demam tidak kunjung turun meski sudah diberi obat penurun demam.

2. Ruam pada Kulit

Ruam pada kulit adalah gejala khas lainnya yang sering menyertai DBD. Ruam ini biasanya muncul pada hari ketiga atau keempat setelah demam muncul dan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Ruam pada anak dengan DBD dapat terlihat kemerahan dan lebih sering muncul pada area wajah, leher, dan tubuh bagian atas.

3. Muntah pada Anak

Muntah adalah gejala lain yang sering terjadi pada anak dengan DBD. Muntah ini biasanya disertai dengan mual dan rasa tidak nyaman pada perut. Ibu perlu segera membawa anak ke dokter jika muntah terjadi berulang kali, karena ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh anak mengalami dehidrasi.

Baca Juga: Cek 10 Cara Mengatasi Muntah pada Anak Berikut Ini!

4. Anak Susah Makan

DBD dapat membuat anak merasa sangat lelah dan kehilangan nafsu makan. Tidak jarang anak akan menolak makan atau hanya makan dalam jumlah sedikit. Kondisi ini bisa memperburuk gejala dehidrasi dan penurunan energi pada tubuh anak, yang tentunya akan memperpanjang proses pemulihan.

5. Nyeri pada Otot dan Sendi

Selain demam, anak yang terinfeksi DBD juga sering mengeluhkan nyeri pada otot dan sendi. Ini biasanya terjadi pada fase awal penyakit, bersamaan dengan demam. Nyeri ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan sulit untuk beraktivitas.

5 Cara Mengatasi Gejala DBD pada Anak

Setelah mengenali gejala-gejala DBD pada anak, Ibu perlu tahu bagaimana cara mengatasi gejala tersebut dengan tepat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu meringankan gejala dan mempercepat proses pemulihan. Berikut adalah beberapa cara mengatasi gejala DBD pada anak:

1. Memberikan Cairan yang Cukup

Dehidrasi adalah masalah utama yang sering terjadi pada anak dengan DBD, terutama jika mereka mengalami muntah dan susah makan. Ibu perlu memastikan anak mendapatkan cairan yang cukup, baik melalui air putih, oralit, maupun cairan rehidrasi lainnya. Jika anak susah makan atau minum, Ibu bisa memberikan cairan dalam jumlah kecil namun sering.

2. Memberikan Obat Penurun Demam

Untuk mengatasi demam tinggi, Ibu bisa memberikan obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti parasetamol. Pastikan untuk mengikuti dosis yang disarankan oleh dokter atau yang tertera pada kemasan obat. Hindari memberikan aspirin pada anak, karena bisa menyebabkan efek samping yang serius.

3. Menjaga Suhu Tubuh Anak

Selain memberikan obat penurun demam, Ibu bisa mencoba cara lain untuk menurunkan suhu tubuh anak, seperti mengompres dengan kain basah yang dingin atau memandikan anak dengan air hangat. Jangan menggunakan air es karena bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh yang drastis.

4. Menyediakan Makanan yang Mudah Dicerna

Jika anak susah makan, Ibu bisa memberikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sup, atau buah-buahan yang kaya akan cairan. Usahakan agar anak tetap mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung proses pemulihan tubuh.

5. Konsultasi dengan Dokter

Jika gejala DBD semakin parah atau anak menunjukkan tanda-tanda komplikasi seperti mimisan atau gusi berdarah, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit. Penanganan medis yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi serius pada anak.

Rekomendasi Asupan Nutrisi untuk Imun Kuat

Daya tahan tubuh kuat sangat penting agar anak bisa melawan infeksi virus seperti DBD. Nutrisi berikut perlu diperhatikan:

  • Protein untuk memperbaiki jaringan tubuh.
  • Vitamin C & E sebagai antioksidan.
  • Vitamin D & Kalsium untuk kekuatan tulang.
  • Zat Besi & Zinc untuk fungsi imun.
  • Cairan cukup agar terhindar dari dehidrasi.

Dukung Anak Tumbuh Berkualitas dengan Pediasure

Selama masa pemulihan, penting untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar tetap kuat. PediaSure adalah asupan nutrisi yang dapat membantu anak tumbuh berkualitas. Pediasure kini dilengkapi dengan Peptigro System.

Peptigro System mengandung Casein Phosphopeptide (CPP). CPP mendukung pertumbuhan 2X Growth Improvement dengan peningkatan massa otot tanpa menambah lemak, memperkuat tulang hingga 44%, mengurangi frekuensi sakit hingga 35%, dan meningkatkan kecukupan vitamin D sebesar 19%.

Dengan kandungan lengkap (protein, vitamin, mineral, DHA, AA, Omega 3 & 6, probiotik), Pediasure CPP membantu anak tumbuh berkualitas, mempercepat pemulihan, serta memastikan mereka tetap mencapai standar tinggi badan ideal menurut WHO meskipun sempat sakit.

 

ID.2025.66048.PDS.1 (v1.0)

SUMBER: 

Demam Berdarah dengue. (n.d.). https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue

Manage dengue in infants. (2024, May 21). Dengue. https://www.cdc.gov/dengue/treatment/dengue-infants.html

Dengue fever. (n.d.). Nemours KidsHealth - the Web's most visited site about children's health. https://kidshealth.org/en/parents/dengue.html

Dengue: How to keep children safe. (n.d.). UNICEF. https://www.unicef.org/rosa/stories/dengue-how-keep-children-safe

Ow et al. Effi cacy of long‑term oral nutritional supplementation with dietary counseling on growth, body composition and bone mineralization in children with or at risk for undernutrition: a randomized controlled trial. Nutrition Journal (2025) 24:110

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil