PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Melihat perubahan warna pada BAB (buang air besar) anak tentu bisa membuat khawatir. Salah satu perubahan yang sering ditanyakan oleh orang tua adalah BAB anak warna hijau. Meskipun dalam beberapa kasus perubahan warna tersebut bisa dianggap normal, ada kalanya ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Berikut ini kita akan membahas apakah BAB anak warna hijau berbahaya, apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Secara umum, BAB anak yang berwarna hijau tidak selalu berbahaya, namun bisa menandakan beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. Warna feses anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pola makan, kesehatan pencernaan, atau infeksi. Jika BAB berwarna hijau terjadi sesekali dan anak tetap aktif serta tidak menunjukkan tanda-tanda sakit, biasanya tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika perubahan warna BAB diikuti dengan gejala lain seperti demam, muntah, atau diare, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Penting untuk memantau frekuensi, konsistensi, dan warna BAB anak, karena ini adalah indikator penting bagi kesehatan pencernaan mereka. Berikut adalah beberapa penyebab utama BAB anak yang berwarna hijau.
Adapun penyebab BAB anak warna hijau, yakni:
Makanan yang kaya akan klorofil, seperti sayuran hijau (bayam, brokoli, dan kale) atau makanan berwarna hijau buatan seperti es krim atau permen, bisa menyebabkan BAB berwarna hijau. Jika anak mengonsumsi banyak makanan ini, bisa jadi warna hijau tersebut berasal dari pigmen alami dalam makanan yang tidak tercerna sepenuhnya.
Cobalah untuk memantau pola makan anak dan perhatikan apakah konsumsi makanan hijau berlebihan dapat mempengaruhi warna feses mereka.
Jika anak mengalami diare, makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh bisa bergerak terlalu cepat melalui usus. Proses pencernaan yang dipercepat ini bisa menyebabkan empedu (cairan pencernaan yang berwarna hijau) tidak sempat diubah menjadi warna coklat normal pada feses. Pastikan anak terhidrasi dengan baik, dan jika diare berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella atau E. coli, atau virus seperti rotavirus dapat mempengaruhi pencernaan anak dan menyebabkan perubahan warna BAB menjadi hijau. Infeksi ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam, muntah, atau kram perut.Jika anak menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti demam, muntah, atau sakit perut, segera bawa ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Infeksi Bakteri pada Anak: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Beberapa anak mungkin mengalami reaksi alergi terhadap makanan tertentu seperti susu, kedelai, atau gluten. Alergi ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan yang dapat memengaruhi warna feses, termasuk warna hijau.Jika anak memiliki riwayat alergi makanan, pastikan untuk menghindari makanan penyebabnya dan konsultasikan dengan dokter untuk pengelolaan alergi.
Kondisi medis seperti malabsorpsi atau ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi dengan baik bisa menyebabkan warna hijau pada BAB anak. Dalam hal ini, anak mungkin tidak dapat mencerna lemak dengan baik, sehingga menyebabkan feses berwarna hijau karena adanya sisa empedu yang tidak tercerna. Jika mencurigai malabsorpsi atau gangguan pencernaan lainnya, penting untuk mengunjungi dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.
Antibiotik dapat mengubah keseimbangan bakteri baik dalam usus anak, yang dapat mempengaruhi pencernaan dan menyebabkan BAB berwarna hijau. Perubahan ini biasanya sementara dan akan kembali normal setelah pengobatan antibiotik selesai. Jika anak baru saja mengonsumsi antibiotik dan BAB hijau terjadi, cobalah memberi probiotik setelah konsultasi dengan dokter untuk membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik dalam pencernaan.
Beberapa anak yang mengonsumsi susu formula atau susu sapi mengalami perubahan warna pada feses mereka. Pada beberapa kasus, feses bisa berwarna hijau karena tingginya kadar zat besi dalam susu formula atau reaksi tubuh terhadap susu sapi. Jika anak baru mulai mengonsumsi susu formula atau susu sapi dan BAB hijau terjadi, coba konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mencari alternatif susu yang lebih cocok.
Adapun cara mengatasi BAB anak warna hijau yang bisa Ibu lakukan, yakni:
Jika anak mengonsumsi banyak makanan hijau atau pewarna makanan, coba kurangi konsumsi makanan tersebut. Catat makanan yang dikonsumsi dan monitor perubahan warna BAB anak.
Anak yang mengalami diare atau infeksi harus diberikan cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Air putih, susu, atau cairan elektrolit dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Jika anak mengalami diare yang berlangsung lebih dari 24 jam atau disertai dengan gejala lain seperti demam, muntah, atau kram perut, segera konsultasikan dengan dokter. Pengobatan yang tepat akan membantu mengatasi masalah pencernaan.
Jika anak memiliki riwayat alergi atau intoleransi makanan, hindari pemberian makanan yang dapat memicu reaksi alergi. Cobalah memberikan makanan yang lebih mudah dicerna dan cocok dengan sistem pencernaan anak.
Mengajarkan anak untuk mencuci tangan setelah makan dan sebelum memegang makanan sangat penting untuk mencegah infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Ibu, selain menjaga kesehatan pencernaan, penting juga untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan asupan nutrisi yang cukup. Salah satu cara untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang optimal adalah dengan memberikan Pediasure. Pediasure mengandung Triple Protein, Arginine, dan Vitamin K2, serta diperkaya dengan DHA, AA, Omega 3 & 6, serta campuran prebiotik FOS dan probiotik L. acidophilus untuk mendukung pencernaan yang sehat dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Pediasure juga didukung oleh New Advance Formula berupa Pediasure Peptigro System yang membantu mendukung tumbuh tinggi nyata dan daya tahan tubuh optimal si Kecil. Dengan asupan gizi yang baik, daya tahan tubuh anak akan semakin kuat dalam menghadapi berbagai gangguan pencernaan.
ID.2024.56788.PDS.1
SUMBER:
Baby poop guide. (n.d.). Children's Hospital Colorado | Children's Hospital Colorado. Retrieved December 4, 2024, from https://www.childrenscolorado.org/just-ask-childrens/articles/baby-poop-guide
American Pregnancy Association. Green baby poop. American Pregnancy Association. Retrieved December 4, 2024, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/green-baby-poop/
Villines, Z. (n.d.). Green poop in kids: Causes in babies, toddlers, and children. Medical and health information | MedicalNewsToday. Retrieved December 4, 2024, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/322595
Is green baby poop normal? (2019, January 10). Parents. Retrieved December 4, 2024, from https://www.parents.com/baby/diapers/dirty/green-baby-poop-explained/
Saavedra, J. M., & Prentice, A. M. (2023). Nutrition in school-age children: a rationale for revisiting priorities. Nutrition reviews, 81(7), 823–843. Retrieved December 4, 2024, from https://doi.org/10.1093/nutrit/nuac089
![]()
Anak susah BAB sering membuat Ibu khawatir. Tapi, jangan panik Bu, yuk kita kenali penyebab dan cara mengatasi anak sembelit di sini
![]()
Warna feses normal umumnya adalah kuning hingga cokelat tua. Tahukah Ibu seperti apa warna feses normal pada anak? Yuk cari tahu dalam artikel ini!
![]()
Lendir dalam BAB anak memang bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan, meskipun dalam beberapa kasus, hal ini tidak selalu serius. Cek penjelasan ini!
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?