PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Melihat anak mengalami demam dan muntah tentu membuat hati khawatir. Kedua gejala ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, namun juga bisa disebabkan oleh hal-hal yang lebih ringan.
Pada umumnya, anak demam dan muntah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, keracunan makanan, atau gangguan pencernaan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mengetahui penyebabnya dan cara yang tepat untuk mengatasinya.
Berikut ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab anak demam dan muntah, cara mengatasinya, serta tips yang bisa Ibu lakukan untuk merawat anak yang sedang sakit.
Ada beberapa penyebab anak demam dan muntah, di antaranya:
Salah satu penyebab utama anak demam dan muntah adalah infeksi virus, seperti flu atau virus perut (gastroenteritis). Virus perut ini sering kali disertai dengan gejala muntah dan diare. Infeksi ini dapat menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak dengan orang yang terinfeksi. Gejala lainnya yang mungkin menyertai adalah nyeri perut dan lemas.
Muntaber pada anak adalah salah satu kondisi yang sering menyebabkan anak demam dan muntah. Muntaber disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang memengaruhi saluran pencernaan. Kondisi ini biasanya disertai dengan diare, dehidrasi, dan penurunan nafsu makan. Penyebarannya bisa melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Keracunan makanan merupakan penyebab lain dari anak demam dan muntah. Ketika anak mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau virus, seperti Salmonella atau E. coli, maka anak bisa mengalami gejala muntah, demam, dan diare. Keracunan makanan biasanya disertai dengan rasa sakit perut dan kram.
Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek, radang tenggorokan, atau pneumonia, juga dapat menyebabkan demam dan muntah pada anak. Ketika tubuh berjuang melawan infeksi, suhu tubuh anak dapat meningkat, dan kadang-kadang tubuh akan merespons dengan muntah. Batuk dan hidung tersumbat biasanya menjadi gejala pendampingnya.
Beberapa penyakit langka, seperti penyakit Kawasaki atau malaria, juga dapat menyebabkan demam yang disertai muntah. Penyakit Kawasaki biasanya menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan sering kali disertai dengan ruam kulit, pembengkakan tangan dan kaki, serta demam yang tidak mereda. Sementara itu, malaria bisa menyebabkan demam tinggi yang diikuti dengan muntah dan kelelahan ekstrem.
Baca Juga: Waspadai Penyakit yang Jadi Penyebab Demam Tinggi Serta Cara Mengatasinya Berikut Ini
Lalu, bagaimana cara mengatasi anak demam dan muntah? Berikut beberapa di antaranya:
Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan ketika anak demam dan muntah adalah memastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Demam dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi, yang berbahaya bagi tubuh anak. Berikan cairan dalam jumlah sedikit-sedikit tetapi sering, seperti air putih, oralit, atau cairan elektrolit. Hindari memberikan jus manis atau minuman berkafein, karena bisa memperburuk dehidrasi.
Untuk menurunkan suhu normal anak yang tinggi, Ibu bisa melakukan kompres dengan air hangat. Gunakan handuk bersih yang dibasahi air hangat dan letakkan pada dahi, leher, atau tubuh anak yang panas. Hindari menggunakan air dingin karena bisa menyebabkan menggigil, yang justru akan meningkatkan suhu tubuh.
Jika anak demam cukup tinggi dan menyebabkan ketidaknyamanan, Ibu bisa memberikan obat penurun demam sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Obat yang umum digunakan adalah paracetamol atau ibuprofen. Pastikan untuk mengikuti dosis yang sesuai dengan berat badan dan usia anak.
Saat anak muntah, cobalah memberikan makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan perut anak. Pilihlah makanan yang ringan seperti bubur nasi, pisang, atau roti kering. Hindari makanan berat atau berminyak yang bisa memperburuk muntah. Setelah anak mulai merasa lebih baik, secara bertahap, Anda dapat kembali memberinya makanan biasa.
Jika demam dan muntah tidak kunjung membaik dalam 24 jam atau anak tampak semakin lemas, Ibu harus segera membawa anak ke dokter. Terutama jika anak mengalami gejala lain seperti napas cepat, ruam kulit, atau jika usia anak masih sangat muda (di bawah 6 bulan). Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab gejala tersebut.
Baca Juga: Cek 10 Cara Mengatasi Muntah pada Anak Berikut Ini!
Berikut ini beberapa tips agar anak tidak sering demam dan muntah yang perlu Ibu lakukan di rumah:
Untuk mencegah keracunan makanan, pastikan makanan yang diberikan pada anak sudah dimasak dengan baik dan tidak terkontaminasi. Cuci tangan sebelum makan dan pastikan makanan disajikan dalam keadaan yang bersih dan higienis.
Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah bermain di luar, dan setelah buang air. Kebiasaan ini dapat membantu mengurangi penyebaran virus dan bakteri penyebab infeksi.
Ibu bisa memastikan bahwa anak mendapatkan makanan sehat dan bergizi yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Memberikan makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral, terutama vitamin C dan zinc, akan membantu tubuh anak melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Istirahat yang cukup sangat penting bagi anak agar tubuh dapat melawan infeksi dengan efektif. Jika anak sedang sakit, pastikan mereka mendapat cukup tidur dan tidak terlalu banyak beraktivitas. Ibu juga bisa menciptakan lingkungan tidur yang nyaman agar anak lebih mudah tidur.
Pastikan anak mengikuti program vaksinasi yang dianjurkan oleh dokter. Vaksinasi membantu melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam dan muntah, seperti flu, hepatitis, atau penyakit lainnya.
Ketika anak sakit atau dalam proses pemulihan, penting bagi Ibu untuk memberikan asupan gizi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pediasure adalah pilihan nutrisi pertumbuhan yang dapat melengkapi kebutuhan gizi anak dengan kandungan Triple Protein, Arginine, Vitamin K2, serta DHA, AA, Omega 3 & 6, dan campuran prebiotik FOS dan probiotik L. acidophilus.
Kandungan dalam Pediasure membantu mendukung , meningkatkan daya tahan tubuh, serta memfasilitasi perkembangan fisik dan mental mereka. Dengan Pediasure, Ibu dapat memastikan anak mendapatkan nutrisi yang optimal, terutama saat mereka sedang dalam masa pemulihan setelah sakit.
Pediasure juga dilengkapi dengan Pediasure Peptigro System, formula terbaru untuk mendukung tumbuh tinggi dan daya tahan tubuh anak yang lebih baik. Dengan asupan gizi yang tepat, anak dapat kembali aktif dan sehat, siap menjalani aktivitas mereka dengan penuh semangat.
ID.2024.56926.PDS.2 (v2.0)
SUMBER:
Belkind-Gerson, J. (2023b, November 10). Gastroenteritis in Children. MSD Manual Consumer Version. Retrieved December 4, 2024, from https://www.msdmanuals.com/home/children-s-health-issues/gastrointestinal-disorders-in-children/gastroenteritis-in-children
Department of Health & Human Services. (n.d.-d). Gastroenteritis in children. Better Health Channel. Retrieved December 4, 2024, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/gastroenteritis-in-children
Healthdirect Australia. (n.d.-b). Looking after a sick child. Symptoms, Care, Illnesses | Healthdirect. Retrieved December 4, 2024, from https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child
World Health Organization: WHO. (2023, December 20). Infant and young child feeding. Retrieved December 4, 2024, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding
![]()
Menghindari makanan yang tidak boleh dimakan saat demam, merupakan upaya yang bisa dilakukan saat pemulihan si Kecil Ketahui selengkapnya di sini!
![]()
Kenapa Anak demam tapi kaki dingin? Apa yang harus dilakukan? Bolehkah si Kecil pakai kaos kaki? Cek penyebab dan cara mengatasinya di sini!
![]()
Ada berbagai cara menurunkan panas pada anak yang bisa Ibu lakukan di rumah, misalnya perbanyak minum air putih dan gunakan pakaian tipis. Cek selengkapnya!
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?