PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Sebagai orang tua, tentunya ibu ingin anak tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Salah satu faktor paling penting untuk mencapai hal itu adalah membiasakan anak menjalani pola makan seimbang dan bergizi.
Namun di sisi lain, anak masih belajar menikmati rasa-rasa yang berbeda dan jika tidak dibiasakan mengonsumsi makanan yang beragam, anak menjadi senang memilih-milih makanan. Memilih-milih makanan atau picky eater merupakan tantangan yang nyata. Akibatnya, wajar jika ibu khawatir tentang kebiasaan makan anak yang pilih-pilih.
Konsekuensi dari anak yang picky eater dapat jadi masalah serius dalam jangka panjang. Apalagi jika pilihan makanan yang disukainya tidak bernutrisi sehingga asupan pola makannya tidak seimbang. Bukan tidak mungkin masalah kesehatan muncul di kemudian hari akibat kekurangan gizi.
Untuk itu, mari kenali alasan mengapa anak menjadi picky eater dan mengapa hal itu lazim terjadi. Namun sebelumnya, sebaiknya ibu mengetahui picky eater itu apa?
Baca juga: Asupan Makanan Tepat dan Sehat Penambah Berat Anak
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, picky eater adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak yang sulit makan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada anak usia 1-3 tahun dan dapat menjadi masalah bukan hanya bagi anak, tapi juga orang tua. Tidak hanya menolak makanan tertentu, anak picky eater juga cenderung memilih untuk mengonsumsi makanan tertentu baik yang sudah dia kenal maupun belum namun dalam jumlah yang tidak cukup.
Seorang picky eater biasanya masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap kelompok karbohidrat, protein, sayur/buah, dan susu. Namun, jika kebiasaan ini berlanjut, anak bisa mengalami kekurangan gizi terutama jika anak termasuk ke dalam selective eater yang bahkan menolak segala jenis makanan dalam kelompok nutrisi tertentu.
Setiap anak yang mengalami picky eating memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Berikut adalah jenis picky eater yang paling umum ditemukan:
Anak dengan tipe ini sangat sensitif terhadap tekstur, rasa, atau aroma makanan tertentu. Mereka cenderung menolak makanan dengan tekstur yang terlalu lembek, kasar, atau berbau kuat.
Jenis picky eater ini hanya mau makan makanan yang sudah biasa mereka konsumsi dan menolak mencoba hal baru. Jika pola ini terus berlangsung, anak bisa kehilangan variasi nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya.
Anak-anak dalam kategori ini mengalami rasa takut atau cemas saat mencoba makanan baru. Ini disebut juga dengan neophobia, yaitu ketakutan terhadap sesuatu yang belum dikenal, termasuk makanan.
Jenis picky eater ini hanya mau makan makanan tertentu berdasarkan preferensi pribadi, misalnya hanya menyukai makanan yang manis atau renyah. Mereka sering menolak makanan sehat seperti sayur dan buah.
Anak dengan tipe ini menggunakan makanan sebagai cara untuk mengontrol lingkungan sekitarnya, misalnya menolak makan karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua atau menolak makan sebagai bentuk protes.
Banyak faktor yang menyebabkan jenis picky eater ini muncul, mulai dari kebiasaan makan di rumah hingga faktor psikologis anak.
Picky eating sering kali dikenali melalui tanda-tanda tertentu. Berikut adalah gejala picky eater yang umum:
Anak picky eater biasanya hanya mau makan makanan yang sama setiap hari dan menolak mencoba makanan baru, bahkan jika itu adalah makanan yang sehat dan bergizi.
Gejala picky eater yang satu ini sering kali terlihat ketika anak hanya mau makan makanan dengan warna atau tekstur spesifik, misalnya hanya mau makanan berwarna putih atau hanya menyukai makanan yang renyah.
Anak picky eater cenderung tidak mau makan makanan yang dicampur, seperti sup atau nasi campur. Mereka lebih suka makanan yang dipisahkan satu per satu di piringnya.
Salah satu gejala picky eater yang paling ekstrem adalah reaksi muntah atau jijik ketika mencoba makanan baru. Ini bisa menjadi tanda bahwa anak memiliki sensitivitas sensorik terhadap makanan tertentu.
Ibu, Anak yang picky eater sering kali membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan makanannya atau bahkan menolak makan sama sekali. Ini dapat berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang mereka butuhkan.
Jika anak si Kecil menunjukkan beberapa gejala picky eater ini, penting untuk mencari cara mengatasinya agar tidak berdampak pada pertumbuhan dan kesehatannya.
Sementara itu, perilaku picky eater pada anak tidak berasal dari satu faktor saja melainkan gabungan dari beberapa faktor. Berdasarkan penelitian, berbagai faktor yang dapat membuat anak menjadi picky eater, antara lain:
Usia saat ibu hamil, status merokok, kelas sosial, level pendidikan, indeks massa tubuh sebelum hamil, kesenjangan sosial, serta jenis kelamin dan berat bayi. Faktor-faktor ini sangat terkait dengan meningkatnya kemungkinan anak memiliki perilaku picky eater.
Level temperamen dan sensitivitas inderawi dapat mempengaruhi perilaku picky eating pada anak. Anak dengan tingkat sensitivitas inderawi dan emosional memiliki risiko tinggi menjadi anak yang picky eater.
Durasi konsumsi ASI yang pendek dan keterlambatan memulai MPASI bisa jadi hal yang memicu perilaku picky eating pada anak nantinya. Sebaliknya, perkenalan dini dengan sayuran dapat melindungi anak dari perilaku picky eating, sementara perkenalan makanan atau makanan padat lainnya belum terbukti berkaitan dengan picky eating.
Pola makan ibu hamil dan kebiasaan makan yang positif berperan penting dalam mencegah anak menjadi picky eater. Di sisi lain, tekanan untuk makan saat hamil berhubungan dengan perilaku picky eating pada anak serta kekhawatiran soal berat badan anak.
Neofobia makanan atau rasa takut mencoba makanan baru pada orang tua dapat diwariskan pada anak-anak meski pengaruhnya berada dalam level sedang.
Perilaku picky eater juga dapat memicu berbagai dampak negatif pada anak nantinya. Dampak yang cukup signifikan terasa pada pola makan dan asupan nutrisi anak. Perilaku ini dapat mengakibatkan penurunan asupan nutrisi, variasi pola makan yang kurang baik, dan distorsi asupan nutrisi. Seorang picky eater pada umumnya memiliki pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsinya tidak variatif, terutama pada usia 24-36 bulan.
Studi jangka panjang menunjukkan bahwa picky eater mengonsumsi daging, ikan, buah, dan sayur lebih rendah dari pada anak-anak yang tidak pilih-pilih makanan. Imbasnya, asupan zat besi, zinc, karoten, dan serat makanan juga jadi lebih rendah. Meski demikian, asupan energi pada anak-anak picky eater cenderung cukup.
Dari segi kesehatan dan tumbuh kembang anak, pilih-pilih makanan juga memiliki konsekuensi di mana anak berisiko mengalami kekurangan berat badan dan pertumbuhan yang terhambat. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kombinasi kurangnya asupan energi dengan zinc dan zat besi.
Picky eater juga cenderung mudah sembelit. Meski sembelit merupakan kondisi yang umum dialami anak-anak, namun angka potensi sembelit meningkat 30% daripada anak-anak yang tidak pilih-pilih makanan. Utamanya disebabkan oleh kekurangan asupan serat makanan.
Baca juga: Dampak Negatif Makanan Cepat Saji bagi Kesehatan si Kecil
Berikut ini beberapa cara mengatasi anak picky eater yang bisa Ibu coba di rumah:
Cara mengatasi anak picky eater di atas dapat ibu lakukan di rumah agar anak terbiasa mengenal berbagai jenis makanan dan mulai meninggalkan kebiasaan pilih-pilih makanan. Jika ibu khawatir akan berat badan dan asupan nutrisi anak, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai kondisi anak dan pola makan seperti apa yang harus dijalani anak agar anak tumbuh dengan sehat.
Ahli gizi dan dokter bisa menawarkan bentuk intervensi perilaku ini melalui berbagai aspek. Yang terpenting bagi ibu adalah mengawasi selalu tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Ketahui Potensi Optimal Pertumbuhan si Kecil di Sini!
Selain itu, ibu juga bisa memastikan agar nutrisi harian anak terpenuhi. Salah satunya lewat PediaSure. PediaSure sebagai nutrisi tambahan mengandung beragam nutrisi penting bagi anak seperti arginin, vitamin K2, triple protein, serta DHA, AA, dan Omega-3 yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.
Tersedia dalam berbagai varian rasa seperti classic milky, vanilla, madu, dan cokelat. PediaSure juga mengandung campuran prebiotik FOS dan probiotik L. acidophilus, 14 vitamin, dan 9 mineral. Meskipun mengandung sukrosa yang lebih rendah hingga 42%, PediaSure tetap memiliki rasa yang enak dan tersedia dalam berbagai ukuran kemasan.
Pediasure hadir dengan formula Pediasure Peptigro System yang membantu meningkatkan proses penyerapan nutrisi penting, seperti kalsium. Kandungan Casein Phosphopeptide (CPP) di dalamnya diketahui secara ilmiah membantu mengikat kalsium agar lebih mudah diserap tubuh. Dengan penyerapan kalsium yang lebih baik, Pediasure mendukung kesehatan tulang yang kuat, pertumbuhan tinggi badan yang optimal, serta meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Dengan memberikan Pediasure sebagai bagian dari pola makan yang seimbang, Ibu dapat membantu memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan sehat dan optimal. Yuk, dukung tinggi badan optimal si Kecil dengan memberinya PediaSure 2-3x sehari!
SUMBER:
IDAI | Pilih-pilih Makanan. Retrieved on April 15, 2023 from https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pilih-pilih-makanan
Picky eating in children: causes and consequences | Proceedings of the Nutrition Society | Cambridge Core. Retrieved on April 15, 2023, from https://www.cambridge.org/core/journals/proceedings-of-the-nutrition-society/article/picky-eating-in-children-causes-and-consequences/34921F967B9F37046962CA866DC199C3
How to Deal with a Picky Eater Toddler. Retrieved on April 15, 2023 from https://health.clevelandclinic.org/how-to-overcome-your-childs-picky-eating-habits/
Anak kurang gizi berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut informasi soal tanda, penyebab, dan cara mengatasinya
Masa kecil adalah waktu bagi perkembangan dan pertumbuhan bagi buah hati Oleh itu, sebagai asupan tambahan, PediaSure untuk anak dapat jadi pilihan!
Di masa pertumbuhan, pola makan bergizi seimbang sangat penting. Bagaimana cara mencapai gizi seimbang?
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?
Stay Connected