Gigantisme: Penyakit Tinggi Badan yang Perlu Diwaspadai

Gigantisme: Penyakit Tinggi Badan yang Perlu Diwaspadai

gigantisme adalah
gigantisme adalah
gigantisme adalah
Tags:

Setiap orang tua pasti ingin anak mereka tumbuh dengan baik dan sehat, memiliki berat badan dan tinggi badan ideal sesuai umur. Bahkan demi mewujudkannya orang tua tak akan ragu memberikan yang terbaik bagi si kecil.

Bicara tentang pertumbuhan badan, ternyata ada lho, suatu kondisi kesehatan yang membuat anak bertumbuh lebih tinggi dari yang seharusnya. Kondisi yang disebut gigantisme ini membuat postur tubuh anak menjadi sangat tinggi melebihi anak-anak seusianya.

Apa itu gigantisme? Apa penyebab dan gejala yang harus diwaspadai? Berikut penjelasan lengkap mengenai gigantisme yang wajib dipahami!

Pengertian Gigantisme

Pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala saat mendengar istilah gigantisme mungkin adalah apa penyakit gigantisme itu? Secara singkat, gigantisme dapat diartikan sebagai penyakit tinggi badan.

Gigantisme adalah suatu kondisi kesehatan yang sangat langka, terjadi saat anak atau remaja memiliki tingkat hormon pertumbuhan yang tinggi dalam tubuh.

Hormon pertumbuhan dihasilkan oleh kelenjar pituitari, namun karena suatu sebab hormon yang dihasilkan berlebih dan menjadi sangat tinggi hingga anak mengalami gigantisme.

Kelenjar pituitari adalah kelenjar endokrin seukuran kacang yang terletak di dasar otak, tepatnya di bawah hipotalamus. Kelenjar ini melepaskan 8 hormon penting, termasuk hormon pertumbuhan.

Pada gigantisme, jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan mempercepat pertumbuhan otot, tulang, dan jaringan ikat. Hal ini menyebabkan peningkatan tinggi tubuh yang tidak normal serta mengubah jaringan lunak.

Ketika tidak diobati atau tidak terkontrol, gigantisme dapat menyebabkan seseorang tumbuh hingga lebih dari 2 meter. Karenanya, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting dalam kasus gigantisme.

Penyebab Gigantisme

Kenapa ada anak-anak yang bertumbuh sangat tinggi? Telah disebutkan sebelumnya bahwa kondisi gigantisme disebabkan oleh hormon pertumbuhan yang berlebih.

Pelepasan hormon pertumbuhan melebihi normal ini paling umum disebabkan tumor pada kelenjar pituitari. Selain itu, kemungkinan gigantisme juga disebabkan beberapa penyakit genetik, yakni:

  • Sindrom McCune-Albright, yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada jaringan tulang, menimbulkan bercak coklat muda pada kulit dan kelainan kelenjar.
  • Carney Complex, yakni kondisi bawaan yang menyebabkan tumor pada jaringan ikat, tumor endokrin kanker atau non-kanker, dan bintik gelap pada kulit.
  • Multiple Endocrine Neoplasia Type 1 (MEN1), yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan tumor pada kelenjar pituitari, pankreas, atau kelenjar paratiroid.
  • Neurofibromatosis, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan tumor pada sistem saraf.

10 Gejala Gigantisme pada Anak

Beberapa gejala gigantisme pada anak yang dapat dikenali antara lain:

  1. Tinggi badan sangat melebihi anak seusianya
  2. Tangan dan kaki membesar, jari-jari menebal
  3. Dahi dan rahang menonjol
  4. Celah antar gigi melebar
  5. Keringat berlebihan, bahkan tanpa aktivitas berat
  6. Pubertas terlambat
  7. Sakit kepala, gangguan penglihatan, atau ketulian
  8. Pembesaran organ dalam seperti jantung
  9. Sleep apnea dan nyeri sendi
  10. Kelemahan otot

Jika Si Kecil mengalami beberapa tanda ini, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perbedaan Gigantisme dan Akromegali

Meski mirip, gigantisme dan akromegali adalah dua kondisi berbeda:

Aspek

Gigantisme

Akromegali

Usia saat terjadi

Anak-anak atau remaja (sebelum epifisis tulang menutup)

Dewasa (setelah epifisis menutup)

Tanda utama

Pertumbuhan tinggi badan ekstrem

Penebalan tulang dan jaringan (wajah, tangan, kaki)

Penyebab

Hormon pertumbuhan berlebih sebelum masa puber

Hormon pertumbuhan berlebih setelah masa puber

Apakah Gigantisme Bisa Dicegah?

Apakah gigantisme bisa dicegah? Sayangnya, karena umumnya disebabkan oleh faktor genetik atau tumor yang tak bisa diprediksi, gigantisme sulit dicegah sepenuhnya. Namun, berikut beberapa cara yang bisa membantu mendeteksi dan mengelola kondisi sejak dini:

Cara Mencegah atau Mengelola Gigantisme:

  1. Pantau pertumbuhan anak secara berkala sesuai kurva pertumbuhan dari WHO atau IDAI.
  2. Perhatikan gejala awal, seperti pertumbuhan tinggi badan yang tidak wajar atau perubahan bentuk wajah.
  3. Konsultasi rutin dengan dokter anak, terutama jika ada riwayat keluarga dengan gangguan hormon.
  4. Pemeriksaan hormon dan MRI otak bila dicurigai gangguan hormon pertumbuhan.
  5. Penuhi kebutuhan nutrisi seimbang, agar pertumbuhan tetap optimal tanpa gangguan.

Baca Juga: Susu Penambah Berat Badan Anak 2 Tahun dan Rekomendasinya!

Bahaya Gigantisme dan Penanganannya

Meski jarang terjadi, gigantisme dapat diobati. Namun jika dibiarkan tanpa penanganan gigantisme dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, tinggi badan yang tidak biasa, pubertas yang tertunda, dan penglihatan ganda.

Berbagai komplikasi tersebut membuat penderita gigantisme berpeluang lebih besar mengalami kematian dini. Bayangkan saja, karena organ jantung membesar peluang terserang penyakit jantung juga meningkat, ditambah lagi hipertensi dan diabetes. Risiko kematian pasti meningkat.

Walaupun peluang keberhasilannya berbeda-beda tergantung kondisi yang dialami, tapi gigantisme dapat disembuhkan melalui beberapa pengobatan. Beberapa jenis pengobatan tersebut yakni operasi pengangkatan tumor hipofisis, terapi hormon, dan terapi radiasi.

Jika ditangani dengan baik, anak dengan gigantisme dapat pulih dan hidup normal. Walaupun, masih akan ada beberapa gejala yang mungkin terlihat sehingga memerlukan kontrol rutin ke dokter.

Tinggi Badan Ideal Sesuai Umur

Segala sesuatu yang berlebihan itu tentu tidak baik, termasuk jika tubuh anak bertumbuh secara berlebih hingga menjadi sangat tinggi. Lantas berapa tinggi badan ideal yang seharusnya dimiliki seorang anak?

Menurut Kemenkes dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi (AKG) untuk masyarakat Indonesia, disebutkan tinggi badan ideal berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

  • Usia 1-3 tahun tinggi badan 92 cm
  • Usia 4-6 tahun tinggi badan 113 cm
  • Usia 7-9 tahun tinggi badan 130 cm
  • Usia 10-12 tahun tinggi badan laki-laki 145 cm dan perempuan 147 cm
  • Usia 13-15 tahun tinggi badan laki-laki 163 cm dan perempuan 156 cm
  • Usia 16-18 tahun tinggi badan laki-laki 168 cm dan perempuan 159 cm
  • Usia 19-29 tahun tinggi badan laki-laki 168 cm dan perempuan 159 cm
  • Usia 30-49 tahun tinggi badan laki-laki 166 cm dan perempuan 158 cm
  • Usia 50-64 tahun tinggi badan laki-laki 166 cm dan perempuan 158 cm
  • Usia 65-79 tahun tinggi badan laki-laki 164 cm dan perempuan 157 cm
  • Usia 80+ tahun tinggi badan laki-laki 164 cm dan perempuan 157 cm

Meski ada acuan tinggi badan ideal sesuai umur pada kenyataannya ada sejumlah faktor yang turut mempengaruhi tinggi badan seseorang. Faktor pengaruh tersebut yakni genetik, nutrisi, dan aktivitas.

Ilmuwan memperkirakan sekitar 80 persen tinggi seseorang dipengaruhi DNA yang mereka warisi. Seorang anak yang memiliki orang tua bertubuh pendek kemungkinan juga akan bertubuh pendek.

Namun, anak dari pasangan berpostur tinggi belum tentu tumbuh tinggi apabila asupan nutrisinya tidak terpenuhi. Aktivitas olahraga, seperti renang, pun dapat membantu pelepasan hormon pertumbuhan pada anak.

Baca Juga: Ini Info Lengkap Cara dan Panduan Tinggi Badan Ideal Sesuai Umur!

Pentingnya Asupan Nutrisi untuk Pertumbuhan Tinggi Badan Anak

Kini, Ibu telah mengetahui bahwa nutrisi turut berperan dalam membentuk tinggi optimal seorang anak. Dengan begitu, Ibu dapat mulai memberikan asupan nutrisi tambahan kepada si kecil, salah satunya dengan susu.

PediaSure kini dilengkapi dengan Peptigro System. Peptigro System hanya dimiliki oleh PediaSure. Peptigro System mengandung Casein Phosphopeptide (CPP). CPP punya manfaat 2X Growth Improvement untuk mendukung pertumbuhan 2x lebih cepat dengan peningkatan massa otot tanpa menambah lemak, memperkuat tulang hingga 44%, membuat anak 35% lebih jarang sakit, dan meningkatkan kecukupan vitamin D sebesar 19%.

Untuk penyajiannya, cukup siapkan segelas air hangat/dingin 190ml. Tambahkan 4 sendok takar PediaSure dan aduk secara merata. Segelas PediaSure pun siap diminum. Berikan kepada si kecil dua kali sehari untuk mendapatkan manfaat nutrisi terbaik dari PediaSure.

Setelah mengetahui penyebab dan gejala gigantisme Ibu bisa lebih waspada dan memperhatikan pertumbuhan Si Kecil untuk mencapai tinggi badan ideal sesuai umur. Jangan lupa asupan nutrisi tambahan untuk tumbuh kembang si kecil ya!

 

ID.2025.65660.PDS.1 (v1.0)

SUMBER: 

What is Gigantism? - Healthline. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.healthline.com/health/gigantism 

Gigantism - Cleveland Clinic. Retrieved on June 24, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22954-gigantism 

Gigantism - MedlinePlus. Retrieved on June 24, 2022 from https://medlineplus.gov/ency/article/001174.htm 

Gigantism - Barrow Neurological Institue. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.barrowneuro.org/centers-programs/pituitary-and-neuroendocrine-disease/what-we-treat/gigantism/ 

Gigantism - Cleveland Clinic. Retrieved on June 24, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22954-gigantism 

Gigantism - Healthgrades. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.healthgrades.com/right-care/endocrinology-and-metabolism/gigantism 

What causes gigantism? - Scientific American. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.scientificamerican.com/article/what-causes-gigantism-sandy-allen/ 

Gigantism - UCLA Health. Retrieved on June 24, 2022 from https://www.uclahealth.org/medical-services/neurosurgery/pituitary-skull-base-tumor/conditions/pituitary-adenomas/gigantism 

Gigantism - healthdirect. Retrieved on June 24, 2022 from  https://www.healthdirect.gov.au/gigantism 

Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 - Kementerian Kesehatan. Retrieved on June 24, 2022 from https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019 

Ow et al. Effi cacy of long‑term oral nutritional supplementation with dietary counseling on growth, body composition and bone mineralization in children with or at risk for undernutrition: a randomized controlled trial. Nutrition Journal (2025) 24:110

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil