Anak Muntah Setelah Makan? Ini Penyebab & Cara Mengatasi!

Anak Muntah Setelah Makan? Cek Penyebab dan Cara Mengatasinya di Sini!

anak muntah setelah makan
anak muntah setelah makan
anak muntah setelah makan
Tags:

Muntah atau kondisi ketika isi lambung keluar melalui mulut adalah pengalaman yang tidak menyenangkan dan sering dihubungkan dengan berbagai kondisi medis.

Dalam kebanyakan kasus, muntah akan diawali dengan rasa tidak nyaman pada perut yang dikenal sebagai rasa mual.

Banyak orang akan mengalami mual setelah terlalu banyak makan dalam satu kali. Rasa mual yang memicu muntah setelah makan ini bisa terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia, salah satunya anak-anak.

Bahkan, muntah pun bisa menjadi tanda dari suatu keadaan kesehatan yang lebih serius seperti radang usus buntu hingga meningitis.

Penyebab Muntah Setelah Makan

Saat Ibu melihat anak muntah setelah makan, jangan buru-buru panik. Sebab, kadang muntah bukanlah indikasi kondisi kesehatan yang serius.

Meski begitu, Ibu tetap perlu waspada, ya. Untuk menambah kewaspadaan Ibu, yuk kenali beberapa penyebab muntah yang bisa dialami oleh anak-anak berikut ini!

1. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah infeksi usus, yang menjadi penyebab umum muntah pada anak-anak.

Saat anak mengalami muntah yang disebabkan oleh infeksi usus, biasanya akan berlangsung beberapa hari.

2. Infeksi Lainnya

Selain gastroenteritis, pilek dan infeksi salurah kemih (ISK), juga bisa menjadi penyebab anak mengalami muntah.

Orang tua disarankan untuk segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, jika anak yang mengalami muntah disertai suhu badan tinggi, mudah tersinggung, dan mudah marah.

3. Alergi Makanan

Selain infeksi, muntah pun bisa dikarenakan anak keracunan atau alergi makanan tertentu.

Kondisi ini biasanya disertai beberapa gejala lain seperti ruam kulit, gatal, serta pembengkakan pada wajah, sekitar mata, bibir, lidah, atau langit-langit mulut.

Saat anak mengalami muntah dengan gejala-gejala tersebut, segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab dan memperoleh penanganan yang tepat.

Baca Juga: Alergi Anak: Ketahui Jenis, Penyebab, dan Cara Mengobatinya!

4. Radang Usus Buntu

Apendisitis adalah pembengkakan usus buntu akibat infeksi.

Saat infeksi usus buntu terjadi, maka akan menimbulkan sakit perut hebat, yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Gejala penyerta seperti mual dan muntah juga kerap terjadi.

Jika anak mengalami sakit perut yang berangsur-angsur semakin parah, bahkan rasa sakit tersebut memburuk dengan cepat dan menyebar ke seluruh perut, sebaiknya si kecil segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan kondisinya.

Dalam kebanyakan kasus, diperlukan pengangkatan usus buntu melalui pembedahan untuk menangani infeksinya.

5. Meningitis

Meningitis adalah infeksi dan pembengkakan selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis biasanya diakibatkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Meningitis menyebabkan gejala tertentu seperti muntah, demam, sakit kepala, leher kaku, dan penderitanya cenderung menghindari cahaya terang.

Gejala lain yang bisa menjadi tanda infeksi meningitis meliputi kemunculan ruam kulit, baik bintik-bintik merah atau ungu kecil yang tidak berubah menjadi putih saat ditekan.

Jika anak Anda mengalami sejumlah gejala yang mengarah ke meningitis, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan yang cepat dan tepat.

6. Ketoasidosis Diabetik

Terkadang ketoasidosis diabetik menjadi tanpa pertama bahwa seorang anak menderita diabetes.

Ini terjadi saat tubuh tidak cukup memiliki insulin untuk memecah glukosa dalam darah sebagai bahan bakar, sehingga tubuh beralih ke simpanan lemak untuk energi.

Proses ini menghasilkan keton sebagai produk sampingan, yang membuat darah terlalu asam atau disebut ketoasidosis.

Gejala ketoasidosis diabetik termasuk dehidrasi, muntah, napas cepat, kelelahan, dan kebingungan.

Orang tua bisa mewaspadai keadaan ini dengan memperhatikan anaknya yang mengalami rasa haus dibandingkan biasanya dan buang air kecil lebih sering.

5 Cara Mengatasi Anak Muntah Setelah Makan

Ada berbagai cara mengatasi anak muntah setelah makan, di antaranya:

1. Posisikan Anak dengan Benar Setelah Makan

Setelah makan, posisikan anak tetap duduk tegak atau setengah duduk selama 30 menit. Hindari langsung berbaring karena dapat memicu refluks gastroesofageal, yaitu kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan yang sering jadi penyebab anak muntah setelah makan nasi. Posisi tegak membantu gravitasi menjaga makanan tetap berada di lambung. Ini terbukti efektif mencegah gangguan pencernaan pada anak, terutama yang punya riwayat maag pada anak.

Tips praktis: Ajak anak membaca buku atau bermain tenang di sofa setelah makan, bukan langsung tidur.

2. Beri Makan dalam Porsi Kecil tapi Sering

Anak-anak memiliki kapasitas lambung yang kecil. Memberikan makanan dalam jumlah besar sekaligus dapat memberi tekanan berlebihan pada lambung dan menyebabkan muntah. Oleh karena itu, berikan makanan dalam porsi kecil namun sering (5–6 kali per hari), sesuai anjuran WHO dan IDAI. Cara ini mengurangi beban pencernaan dan membantu anak menerima nutrisi secara bertahap.

Tips praktis: Gunakan piring kecil dan sajikan camilan sehat di antara waktu makan utama.

Baca Juga: Ingin Cari Solusi Anak Susah Makan? Hindari Hal - Hal Berikut!

3. Perhatikan Jenis Makanan yang Diberikan

Anak yang sering muntah membutuhkan makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak. Hindari makanan berminyak, pedas, berserat kasar (seperti sayuran mentah), serta makanan dengan aroma menyengat. Gantilah dengan menu seperti bubur nasi, kentang kukus, roti panggang polos, pisang matang, atau sup kaldu ayam bening. Ini sesuai dengan pedoman diet "BRAT" (Banana, Rice, Applesauce, Toast) yang sering digunakan secara medis untuk gangguan saluran cerna.

Tips praktis: Sajikan makanan hangat (bukan panas) dalam tekstur lunak dan sedikit demi sedikit.

4. Pantau Reaksi Alergi atau Ketidakcocokan Makanan

Jika anak muntah-muntah terus setelah makan jenis makanan tertentu (misalnya susu sapi, telur, seafood), bisa jadi ada alergi makanan atau intoleransi. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi sistemik seperti muntah, diare, atau bahkan ruam dan sesak napas. CDC dan IDAI menyarankan pencatatan makanan (food diary) dan segera konsultasi ke dokter anak atau spesialis alergi untuk melakukan tes (seperti tes tusuk kulit atau IgE serum).

Tips praktis: Catat semua makanan yang dikonsumsi anak dan waktu terjadinya muntah. Simpan selama minimal 2 minggu sebagai bahan konsultasi dokter.

5. Berikan Asupan Nutrisi Tambahan Jika Anak Sulit Makan

Jika anak menolak makanan karena rasa mual atau kondisi lemah setelah muntah, penting untuk tetap mencukupi kebutuhan nutrisinya agar tidak terjadi malnutrisi.  Nutrisi PediaSure bisa membantu mendukung pemulihan dan tumbuh berkualitas anak.

PediaSure kini dilengkapi dengan Peptigro System. Peptigro System hanya dimiliki oleh PediaSure. Peptigro System mengandung Casein Phosphopeptide (CPP). CPP punya manfaat 2X Growth Improvement untuk mendukung si Kecil tumbuh berkualitas dengan peningkatan massa otot tanpa menambah lemak, memperkuat tulang hingga 44%, membuat anak 35% lebih jarang sakit, dan meningkatkan kecukupan vitamin D sebesar 19%.

Terakhir, jika Ibu melihat anak muntah setelah makan nasi atau makanan lainnya secara berulang, segera konsultasi ke dokter, terutama jika disertai demam, lemas, atau dehidrasi. Penanganan tepat akan membantu anak pulih lebih cepat dan kembali aktif.

 

ID.2025.65660.PDS.1 (v1.0)

SUMBER: 

Vomiting in children and babies - NHS inform. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-children-and-babies#  

Gastroenteritis - Better Health Channel. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/gastroenteritis  

Vomiting in children - causes, treatment, when to seek help - Pregnancy Birth and Baby. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vomiting-in-children  

Food Allergies in Children - Johns Hopkins Medicine. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children  

Appendicitis in Kids: Symptoms, Treatment & Recovery - Cleveland Clinic. Retrieved on July 31, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10792-appendicitis-in-children  

Meningitis - Symptoms and causes - Mayo Clinic. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/meningitis/symptoms-causes/syc-20350508  

Vomiting in children - treatments, self care and causes - healthdirect. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.healthdirect.gov.au/vomiting-in-children 

Diabetic Ketoacidosis: Clinical Characteristics and Precipitating Factors - PMC. Retrieved on July 31, 2022 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7606188/  

Dehydration in Children: Signs, Treatments - Cleveland Clinic. Retrieved on July 31, 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/8276-dehydration-and-your-child

Ow et al. Effi cacy of long‑term oral nutritional supplementation with dietary counseling on growth, body composition and bone mineralization in children with or at risk for undernutrition: a randomized controlled trial. Nutrition Journal (2025) 24:110

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil